Titiek Puspa, ibu dan eyang lintas generasi musik Indonesia

id titiek puspa,eyang titiek,obituari titiek puspa

Titiek Puspa, ibu dan eyang lintas generasi musik Indonesia

Arsip Foto - Penyanyi legendaris Indonesia Titiek Puspa saat menghadiri konser bertajuk "Peluncuran Album Perdana Lagu-lagu Ciptaan WR Soepratman" di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Jumat (10/11/2023). ANTARA/Ahmad Faishal/am.

Jakarta (ANTARA) - "Saya mau nangis, (tidak) tahunya ada banyak orang di sini. Tadinya, aku sendirian, habis kecetit (keseleo), maklum sudah nenek-nenek. Jadi, tidak bisa jalan. Maafkan, ya," kata Titiek Puspa sambil menunjuk pinggangnya, saat festival musik Synchronize Fest 2024 di Jakarta, Sabtu 5 Oktober 2024 yang lalu.

"Tapi, I love you," kata Titiek Puspa.

Generasi yang tumbuh besar pada era 80-90an memanggil Sudarwati, kelahiran 1 November 1937, sebagai Eyang Titiek, sementara mereka yang lebih dewasa memanggil dia Ibu atau Tante Titiek.

Penyanyi Anggun C. Sasmi, dalam unggahan di media sosial untuk mengenang sang legenda, memanggil Titiek Puspa sebagai Ibu Musik. Memang benar demikian, sejak ikut kontes Bintang Radio RRI tahun 50an, Titiek Puspa aktif bermusik sampai akhir hayatnya.

Pada masa awal berkarier di dunia musik, dia sempat dikenal dengan nama Sumarti sebelum menggunakan nama panggungnya yang abadi hingga hari ini, Titiek Puspa, yang adalah pemberian Presiden RI Soekarno sekitar tahun 50an.

Orang tua kita, tumbuh-besar mendengarkan lagu-lagu ciptaan Titiek Puspa di radio, baik yang dia nyanyikan sendiri atau yang dibawakan orang lain, seperti "Doa Ibu", "Pantang Mundur", "Apanya Dong" dan "Marilah Kemari".

Jika ingin tahu seperti apa Kota Jakarta tempo dulu, Titiek Puspa memotretnya dalam lagu "Gang Kelinci" yang dinyanyikan Lilis Suryani sekira tahun 1963.

Mungkin kita tidak begitu ingat pernah mendapat pelajaran menabung saat di bangku sekolahan. Tapi, mengutip istilah terkini, para "cucu online" Eyang Titiek pasti ingat apa yang diajarkan Eyang Titiek lewat lagu "Menabung", yang dinyanyikan bersama Santi Sardi (bagi generasi 80an) dan versi dengan Saskia-Geofanny (bagi anak 90an).

"Bing, beng, bang, yok, kita ke bank. Bang, bing, bung, yok, kita nabung. Tang, ting, tung, hei, jangan dihitung. Tahu-tahu kita nanti dapat untung".

Eyang Titiek juga memastikan para "cicit"-nya mendapat asupan lagu-lagu anak yang sesuai dengan usianya. Pada 2014, dia membentuk grup vokal Duta Cinta yang membawakan lagu-lagu ciptaannya termasuk lagu-lagu lawas seperti "Gang Kelinci".

Lintas generasi

Titiek Puspa produktif berkarya dalam dunia seni selama 67 tahun dia berkarier, baik dalam bentuk album solo, album bersama musisi lain, film, maupun pertunjukan teater. Energinya tak pernah padam jika menyangkut dunia seni dan anak-anak.

Tema lagu-lagunya yang tak lekang zaman membuat karya-karya Titiek Puspa tetap dikenal sampai hari ini karena dinyanyikan ulang oleh berbagai musisi. Pada 2005, Musica Studio's menerbitkan album "From Us to U" berisi lagu-lagu Titiek Puspa yang dinyanyikan antara lain oleh Peterpan ("Kupu-Kupu Malam"), Rossa ("Cinta") dan Kahitna ("Dansa Yo Dansa").

Semasa hidupnya, Titiek Puspa dikenal tak segan berbagi ilmu kepada seniman-seniman muda. Pada tahun 70an, Titiek Puspa dan artis-artis yang tersohor pada masa itu, antara lain Titiek Sandhora, Henny Purwonegoro dan Muchsin Alatas, menginisiasi pembentukan Persatuan Artis Penyanyi Ibu Kota (Papiko).

Perkumpulan itu membuat Operet Papiko dalam berbagai judul, yang melibatkan seniman-seniman muda dan mengudara di televisi nasional. Anggun C. Sasmi melalui unggahan di Instagram berkisah dia beberapa kali tampil pada Operet Papiko dan bekerja bersama Titiek Puspa.

"Sekarang saya baru sadar bahwa melihat beliau menulis lagu-lagu dengan melodi yang tidak pasaran, kata-kata yang padat berisi adalah salah satu masterclass yang dampaknya saya rasakan sampai sekarang," kata Anggun.

Jika menengok media sosial hari ini, lini masa dipenuhi ungkapan duka cita, rasa kehilangan dan kenangan dari para musisi tentang sosok Eyang Titiek. Penyanyi dangdut Inul Daratista adalah salah satu orang yang kehilangan sosok Eyang Titiek.

Pada sebuah unggahan di Instagram, Inul bercerita dia biasa mengobrol berjam-jam dengan sang legenda.

"Tapi, itu ilmu yang kadang bisa kita ambil untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sosok besar yang sederhana," kata Inul.

Sosok Titiek Puspa juga lekat dengan anak-anak. Setidaknya pada 1978, dia membuat album lagu anak-anak bersama Santi Sardi, putri mendiang musisi Idris Sardi sekaligus kakak aktor Lukman Sardi.

Ketika berkarya bersama anak-anak, Eyang Titiek selalu menyelipkan pesan-pesan dalam bahasa yang mudah dipahami dan mungkin tetap diingat hingga dewasa. Dalam duet dengan Santi Sardi dalam lagu "Tanya Mama", misalnya, Titiek Puspa berkata "Santi, Santi, kau pasti cantik bila kau berbudi".

Maju ke tahun 90an, Titiek Puspa hadir sebagai sosok eyang dan segala nasihatnya untuk berbuat baik melalui lagu-lagunya bersama penyanyi cilik, antara lain Saskia, Geofanny dan Trio Kwek-Kwek.

Kamis, 10 April, pukul 16.25, Titiek Puspa, ibu dan eyang bagi musisi lintas generasi Indonesia, meninggal dunia setelah beberapa pekan mengalami sakit.

Jumat siang, 11 April 2025, para anak, cucu dan cicit yang adalah warga Indonesia yang dia sentuh melalui karya-karyanya, menonton pemakaman Titiek Puspa yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi atau melalui platform media sosial.

Seperti yang dituangkan Titiek Puspa dalam lagu "Bing" untuk mengenang sahabatnya Bing Slamet, teriring "doa tulus dan air mata. Segala dosa kupohonkan ampunan-Nya. Seakan terjawab dan Kau terima" untuk Eyang Titiek.