Desa di Pariaman peroleh PADes puluhan juta dari penyewaan lapangan bola

id Desa di Pariaman,Pariaman, Sumatera Barat

Desa di Pariaman peroleh PADes puluhan juta dari penyewaan lapangan bola

Pemain sepakbola sedang bertanding di Lapangan Sepakbola Sikapak Timur, Desa Sikapak Timur, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumbar. Antara/HO-Diskominfo Pariaman 

Pariaman (ANTARA) - Desa Sikapak Timur, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat memperoleh pendapatan asli desa (PADes) lebih dari Rp60 juta pada 2024 dari penyewaan lapangan sepakbola yang dana pembangunannya melalui dana desa.

"Lapangan disewakan baik untuk pertandingan maupun turnamen dengan tarif Rp300 ribu setiap pertandingan," kata Kepala Desa Sikapak Timur Syawirman di Pariaman, Selasa.

Ia mengatakan lapangan sepakbola yang dilengkapi dengan tribun berkapasitas 200 penonton itu dibangun secara bertahap mulai dari 2017 sampai 2021 melalui dana desa dengan nilai anggaran sekitar Rp1,5 miliar.

Ia menyampaikan untuk pengelolaan lapangan bola yang mulai digunakan pada 2020 itu kepala desa menunjuk staf pemerintahan desa dan mempekerjakan sejumlah warga setempat untuk perawatan lapangan dan kebersihan.

"Awalnya pada 2021 lapangan kami sewakan dengan tarif Rp100 ribu setiap kali pertandingan, namun karena semakin tingginya intensitas penggunaan maka lapangan mulai rusak dan diperlukan perawatan sehingga kami naikkan harga sewa," katanya.

Ia menyebutkan dengan peningkatan intensitas penggunaan dan dinaikannya tarif tersebut maka pendapatan desa juga meningkat dari yang awalnya kisaran Rp15 juta sampai Rp20 pada 2021, lalu pada 2022 naik menjadi kisaran Rp25 juta sampai Rp30 juta dan pada 2023 naik menjadi Rp40 juta.

Kemudian, kata dia pada 2024 naik menjadi lebih dari Rp60 juta namun dari Rp60 juta itu yang masuk ke dalam kas desa hanya sekitar Rp40 juta karena sisanya digunakan untuk perawatan serta kebersihan lapangan dan tribun dengan mempekerjakan setempat.

"Pemuda setempat juga mendapatkan pendapatan dengan mengelola lahan parkir," ujarnya.

Lapangan bola tersebut, kata dia juga menggerakkan perekonomian masyarakat khususnya pedagang yang memanfaatkan setiap pertandingan dengan menjual makanan dan minuman.

Ia mengatakan meskipun lapangan bola tersebut dikenakan tarif sewa namun khusus untuk warga setempat gratis sehingga fasilitas olahraga itu tidak saja berdampak pada pemberdayaan masyarakat namun juga salah satu pendapatan asli desa.

Ia menyampaikan banyak pihak yang telah menggunakan lapangan sepakbola itu mulai dari kelompok pecinta bola, organisasi olahraga, pemerintahan, hingga digunakan untuk penyelenggaraan Piala Soeratin yang berlangsung empat tahun berturut-turut.

Saat ini, kata dia pihaknya berupaya menambah tribun penonton dengan mengajukan permohonan kepada pemerintah setempat.

Selain itu, tambahnya pihaknya juga mengupayakan Badan Usaha Milik Desa dapat mengambil pengelolaan lapangan bola tersebut.