Padang Panjang (ANTARA) - Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya (Sosdiklih Parmas) KPU Padang Panjang, Sumatera Barat, Masnaidi menilai peran guru bisa sangat efektif untuk memberikan pendidikan politik bagi pemilih pemula.
"Sebanyak 10 persen dari daftar pemilih tetap (dpt) pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 Padang Panjang adalah pemilih pemula yang berada di institusi pendidikan. Karena itu, peran guru bisa sangat efektif untuk memberikan pendidikan politik," katanya di Padang Panjang, Selasa.
Ia mengatakan pemilih pemula itu paling banyak di kelas XI dan XII tingkat SMA, SMK, maupun di madrasah dan pondok pesantren.
Menurutnya jumlah 10 persen dari dpt itu cukup besar. Karena itu, KPU Padang Panjang berupaya menjangkau para pemilih pemula tersebut dengan berbagai cara.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membekali guru dan kepala sekolah se-Padang Panjang tentang pendidikan politik bagi pemilih pemula melalui workshop pengembangan pendidikan pemilih.
"Kami berdiskusi dengan para peneliti yang konsen terhadap pendidikan politik di Sumatera Barat. Dari hasil penelitian mereka, sangat efektif melibatkan guru-guru untuk memberikan pendidikan politik bagi siswa tersebut," katanya.
Menurut dia, waktu dua bulan ke depan adalah waktu yang cukup lama untuk memberikan pendidikan politik kepada siswa-siswa yang ada di sekolah.
“Inilah alasan kita melaksanakan workshop dengan melibatkan guru dan kepala sekolah se-Padang Panjang. Ada program-program yang dilaksanakan oleh pihak sekolah, program yang kita sasar adalah program P5 yang ada di sekolah yang melibatkan banyak guru-guru.
"Yang cenderung lebih banyak programnya adalah guru IPS dan PKN. Karena itu kita mulai dari sini,” jelas Masnaidi.
Ia menyebut pihaknya telah mengundang kepala sekolah dan kepala cabang dinas dan kepala Kemenag untuk menyamakan pemahaman agar pendidikan politik bisa berjalan di sekolah," ujarnya.*