Bupati Pesisir Selatan minta Nakes cek kondisi warga ke tenda pengungsian

id Bupati Pesisir Selatan,Berita pessel,Berita sumbar

Bupati Pesisir Selatan minta Nakes cek kondisi warga ke tenda pengungsian

Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar (kemeja hitam kiri) bersama Pj. Walikota Payakumbuh Jasman Rizal dan salah seorang tokoh masyarakat Marwan Anas saat memantau pos kesehatan korban banjir di daerah itu. 

Painan (ANTARA) - Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar menegaskan tenaga kesehatan (Nakes) untuk memantau kondisi kesehatan warga di tenda pengungsian, khususnya ibu hamil dan balita.

Mereka harus dipastikan menerima layanan kesehatan yang memadai, tanpa harus pergi ke fasilitas kesehatan, apalagi pada kondisi saat ini. Sebab layanan medis yang mumpuni merupakan hak azasi setiap warga negara Indonesia.

"Jadi, upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang dilakukan pemerintah kabupaten tidak sia-sia," tegas bupati di Painan, Kamis 14 Maret.

Tingginya curah hujan pada Kamis, 7 Maret memicu banjir di sebagian besar wilayah Pesisir Selatan. Dari 15 kecamatan, hanya Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dan Lunang yang tidak terdampak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan mencatat sedikitnya 5.702 unit rumah mengalami kerusakan, sehingga berdampak terhadap 68.990 keluarga dan 223.550 jiwa.

Jumlah itu nyaris separuh dari total populasi penduduk di Pesisir Selatan yang pada tahun ini berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan lebih kurang sekitar 532 ribu jiwa.

Ribuan warga terpaksa tinggal di tenda pengungsian, karena rumah yang mereka tempati selama ini rusak akibat banjir. Beberapa diantaranya adalah ibu-ibu hamil, balita dan anak-anak.

Bupati melanjutkan kondisi itu harus menjadi perhatian serius tenaga medis, khususnya di 13 kecamatan terdampak banjir paling parah. Apalagi kesehatan merupakan salah satu dari skala prioritas pembangunan saat ini.

Bahkan pemerintah kabupaten selama tiga tahun terakhir mengalokasikan puluhan miliar agar masyarakat, khususnya warga kurang mampu untuk mendapat jaminan layanan kesehatan.

Upaya itu selaras dengan visi-misi kepala daerah yang menjadikan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai arus utama pembangunan. Karena itu generasi yang berdaya saing mesti dimulai dengan sehat.

"Saya tekankan benar itu. Jangan sampai ada warga yang di tenda mengeluhkan tentang layanan kesehatan, karena mereka sangat rentan terserang penyakit," tutur bupati.

Bupati juga meminta pada dinas kesehatan menugaskan tenaga medis dari kecamatan yang tidak terdampak untuk ikut membantu. Kemudian mendirikan posko kesehatan yang dilengkapi ambulan di tiap tenda.

Kesiapan itu guna memastikan mereka tetap mendapatkan layanan kesehatan yang baik. Jangan sampai bencana banjir yang terjadi turut memicu wabah bawaan seperti diare dan penyakit lainnya.

Tenaga medis harus melakukan pemeriksaan rutin pada seluruh warga yang tinggal di tenda pengungsian. Memastikan kesehatan mereka selalu terjaga, sehingga penyakit bawaan dapat diantisipasi lebih dini.

"Karena lebih baik menjaga. Selain tugas pokok, ini merupakan tanggungjawab moril bagi tenaga medis sebagai garda depan pembangunan kesehatan masyarakat," ujar bupati.

Bahkan tenaga medis dulu pun turut berjuang dan berada di barisan depan dalam merebut kemerdekaan bangsa. Karena itu kata bupati dirinya berharap semangat itu tetap melekat pada tenaga medis di Pesisir Selatan.

Selain merusak rumah warga, banjir juga merusak sejumlah 72 fasilitas kesehatan di sejumlah kecamatan diantaranya 9 unit Puskesmas, 4 Puskesmas Pembantu dan 59 Poskesri.

"Pemerintah kabupaten telah mengajukan rehabilitasinya. Semoga kembali seperti sedia kala, sehingga teman-teman medis lebih nyaman memberikan layanan terbaik buat masyarakat," sebut bupati.