Padang (ANTARA) - Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang, menggelar operasi Jagratara menyasar Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di perusahaan tambang biji besi di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kabupaten Solok, Sumatera Barat(Sumbar).
Kepala Imigrasi kelas I TPI Padang, Tedi Hartadi Wibowo di Padang, Rabu mengatakan Operasi Jagratara itu untuk memastikan kelengkapan dokumen keimigrasian sekaligus kegiatan pengawasan terhadap orang asing.
"Ini bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan nasional pada periode Natal 2023 dan tahun baru 2024 serta bagian pengamanan Pemilu 2024," katanya.
Ia mengatakan perusahaan tambang biji besi di Kabupaten Solok tersebut memiliki lima orang TKA yang berasal dari China.
“Ada lima orang tenaga kerja asing di sini dari China. Mereka menggunakan KITAS, sesuai dengan izin kerjanya. Tadi kita juga sudah mencek semua dokumen terkait izin tinggal," katanya.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan, menurutnya, tidak ada pelanggaran yang ditemukan. Para tenaga kerja asing itu memiliki dokumen yang sesuai dengan peruntukannya.
Tedi mengatakan pihaknya secara kontinu melakukan pengawasan terhadap warga negara asing yang bekerja di Sumbar untuk memastikan mereka memiliki izin sesuai peruntukannya.
Menurutnya, sepanjang 2023, Imigrasi kelas I Padang telah mendeportasi sebanyak 14 WNA karena melanggar ketentuan imigrasi.
Berita Terkait
Imigrasi Padang periksa dokumen TKA di Kabupaten Padang Pariaman
Kamis, 28 Desember 2023 21:03 Wib
Pemkab Dharmasraya ambil sample air limbah sawit PT-TKA
Kamis, 13 Januari 2022 16:42 Wib
Ini penjelasan Kemnaker terkait mendaratnya 20 TKA asal China di Sulawesi Selatan
Selasa, 6 Juli 2021 9:53 Wib
Ketua MPR minta Imigrasi karantina 20 TKA dan deportasi kembali ke China
Senin, 5 Juli 2021 13:51 Wib
KEDATANGAN TKA CHINA KE NAGAN RAYA
Jumat, 11 September 2020 16:29 Wib
Tahap pertama, 156 TKA asal China tiba di Bandara Haluoleo Kendari
Rabu, 24 Juni 2020 6:37 Wib
China kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan, kata Luhut
Jumat, 5 Juni 2020 21:06 Wib
Masih pandemi, Bamsoet minta pemerintah kaji ulang rencana datangkan 500 TKA China
Jumat, 29 Mei 2020 19:57 Wib