Prevalensi stunting di Pasaman turun jadi 28,9 persen

id Bupati Pasaman,Berita pasaman

Prevalensi stunting di Pasaman turun jadi 28,9 persen

Sosialisasi Komunikasi Informasi dan Edukasi Program bangga kencana di Kabupaten Pasaman K.I.E dipusatkan di Kecamatan Lubuk Sikaping (Ist)

Lubuk Sikaping (ANTARA) - Bupati Pasaman melalui Kepala Dinas pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyampaikan prevalensi stunting di Kabupaten Pasaman turun menjadi 28,9 persen kondisi terakhir tahun 2022.

Dinas pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

diwakili kabid ketahanan keluarga Kabupaten Pasaman, Ns. Lidia Roza, menjelaskan bahwa Kabupaten Pasaman berhasil menurunkan angka stunting sebesar 1,3%.

"Meskipun belum terlalu besar namun usaha itu menjadi motivasi bagi kader untuk berupaya lebih baik dilapangan. Kita terus edukasi masyarakat dan kader untuk lebih berperan serta mendukung penekanan angka stunting di angka 14% pada 2024 mendatang," kata Ns. Lidia Roza, Minggu.

Ns. Lidia Roza mengatakan angka prevalensi stunting di Pasaman tahun 2021 sebesar 30,2 persen.

"Mengalami penurunan sebesar 1,3%, dari 30,2 persen tahun 2021 menjadi 28,9 persen tahun 2022.

Sementara Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama yang melaksanakan sosialisasi Komunikasi Informasi dan Edukasi Program bangga kencana di Kabupaten Pasaman K.I.E sangat mengapresiasi capaian tersebut.

Ade mengajak semua elemen masyarakat berperan aktif mendukung usaha pemerintah menekan angka stunting.

"Untuk menekan angka tersebut minimal 14% tahun 2024, pemerintah terus berupaya meningkatkan pengetahuan masyarakat, salah satunya melalui sosialisasi, seperti yang dilakukan Bkkbn Pusat yang menggelar sosialisasi dan K.I.E turut dihadiri Kader Posyandu dan kader pendamping keluarga," katanya.

Ade menilai kader sangat strategis perannya dalam pelayanan yang berdampak untuk peningkatan kesehatan masyarakat, dan tujuan akhirnya adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Parameternya antara lain adalah indeks pembangunan manusia (IPM) dan penurunan angka stunting.

"Kita apresiasi, angka prevalensi stunting Kabupaten Pasaman mengalami penurunan. Dari 30,2 persen tahun 2021 menjadi 28,9 persen tahun 2022, sehingga terjadi penurunan sebesar 1,3 persen. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran dan kerja keras para kader di lapangan," ujar Ade Rezki Pratama.