Sawahlunto (ANTARA) - Sebanyak 12 perpustakan sekolah di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dinyatakan telah terakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Perpustakaan (LAP) Perpustakan Nasional Republik Indonesia.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Sawahlunto Halomoan, di Sawahlunto, Minggu menyampaikan dengan telah terakreditasi tersebut berarti pelayanan dan kualitas di perpustakaan-perpustakaan itu telah memenuhi standar yang ditetapkan secara nasional.
"Kami terus mendorong dan memfasilitasi bagaimana semua perpustakaan sekolah di Sawahlunto dapat memperoleh akreditasi. Pengajuan akreditasi ini telah dimulai sejak 2021 lalu, dan pada 2022 ini berhasil sebanyak 12 perpustakaan keluar sertifikat akreditasinya," kata dia.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Nova Zahara merinci dari 12 perpustakaan sekolah itu terdiri dari tujuh perpustakaan SD, tiga perpustakaan SMP dan dua perpustakaan SMK.
"Untuk perpustakaan SD yaitu SDN 19 Santur, SDN 13 Salak, SDN 11 Muaro Kalaban, SDN 11 Sikalang SDN 08 Kumbayau, SDN 05 Muaro Kalaban dan SDN 03 Lubang Panjang," ujar dia merinci.
Kemudian SMPN 4 Sawahlunto, SMPN 5 Sawahlunto dan MTsN 2 Sawahlunto.
"Sementara untuk perpustakaan SMK, yaitu SMKN 1 Sawahlunto dan SMKN 2 Sawahlunto," katanya.
Penyerahan sertifikat akreditasi perpustakaan sekolah itu diberikan oleh Wali Kota Sawahlunto Deri Asta kepada kepala sekolah/perwakilan, pada upacara Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2022 di Lapangan Ombilin.
Dikutip dari website resmi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), instrumen dalam akreditasi perpustakaan sekolah secara umum terdiri dari ; koleksi perpustakaan, sarana dan prasarana, pelayanan, tenaga pengelola, dan faktor penguat lainnya.
Wali Kota Sawahlunto Deri Asta mengapresiasi 12 sekolah yang perpustakaan telah lolos akreditasi tersebut, sembari berpesan agar dapat mempertahankan akreditasi itu.
"Akreditasi ini penting artinya, sebab mencerminkan bagaimana mutu dari perpustakaan dalam dikelola maupun melayani pengunjung. Apalagi ini perpustakaan sekolah, dimana para murid sangat butuh pustaka untuk referensi bahan belajar, jadi harus jelas standar pelayanannya, kalau sudah akreditasi kan sudah meningkat sudah sesuai prosedur secara nasional," kata dia.
Ia kemudian berharap agar ke depan pengelola perpustakaan sekolah juga bisa menyikapi tantangan bagaimana murid tetap tertarik dan betah di perpustakaan di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi komunikasi saat ini.