Kemenparekraf kaji penyusunan pola perjalanan wisata minat khusus di Sawahlunto

id Alexander Reyaan ,Deri Asta ,wisata minat khusus warisan tambang batubara Ombilin,berita sawahlunto,berita sumbar

Kemenparekraf kaji penyusunan pola perjalanan wisata minat khusus di Sawahlunto

Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf Alexander Reyaan dan Wali Kota Sawahlunto Deri Asta berfoto bersama peserta diskusi kelompok terpumpun untuk penyusunan wisata minat khusus warisan tambang batubara Ombilin, di Hotel Khas Ombilin, Rabu. (Antara/Yudha Ahada)

Sawahlunto, (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terpumpun untuk Penyusunan Pola Perjalanan Wisata Minat Khusus Warisan Budaya Tambang Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat, Rabu.

Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf Alexander Reyaan di Sawahlunto, Rabu mengatakan FGD tersebut untuk meneliti dan menginventarisasi sumber daya dan tema spesifik yang akan diangkat dalam pola perjalanan wisata minat khusus.

"Untuk menjual pariwisata sekarang itu membutuhkan tema yang spesifik untuk memberikan wisatawan pengalaman (experience), Sawahlunto sudah punya potensi luar biasa yaitu Warisan Tambang Batubara Ombilin. Sekarang bagaimana potensi itu kita inventarisasi sehingga menjadi sumber daya dalam wisata minat khusus," kata dia.

Ia mencontohkan di Borobudur sudah dilakukan pengembangan wisata minat khusus berbasis tema spesifik tersebut, sehingga dampaknya ada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan maupun pemberdayaan dan peningkatan pendapatan pada masyarakat sekitar.

"Jadi pada FGD ini kita hadirkan para ahli terkait seperti antropologi dan lainnya untuk membantu merumuskan tema dan strategi yang akan dijalankan," katanya.

Alexander Reyaan menyebut tindak lanjut dari FGD sekarang itu adalah pelatihan terkait seperti untuk pemandu wisata (guide), juga ada peluang untuk program pendampingan dari para ahli terhadap masyarakat di lokasi wisata.

"Jadi kita kaji dan sepakati dulu tema apa yang akan diangkat. Nanti pelatihan dan pendampingan selanjutnya menyesuaikan dengan itu," kata dia.

Wali Kota Sawahlunto Deri Asta yang membuka kegiatan FGD itu menyebut predikat Warisan Dunia dari UNESCO yang diperoleh Sawahlunto memang membutuhkan pengelolaan dengan strategi seperti yang dibantu oleh Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf itu.

"Jadi kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi dukungan nyata dari Kemenparekraf ini. Melalui FGD dan nanti ditindaklanjuti dengan pelatihan atau pendampingan, kami yakin pariwisata Sawahlunto akan berkembang dan membawa manfaat dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata dia.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto Nova Erizon mengatakan FGD itu diikuti oleh perwakilan Dinas Pariwisata atau Kebudayaan Provinsi Sumbar dan tujuh Kabupaten/Kota yang terkait Warisan Tambang Batubara Ombilin.

"Juga ada Koordinator Wisata Budaya dan Buatan Arya Galih Anindita dan tenaga ahli/akademisi yaitu Teguh Amor Patria (peneliti pariwisata dari Binus)," katanya. (*)