Rumah Zakat dan ZIS Indosat luncurkan program desa berdaya di Padang

id desa berdaya

Rumah Zakat dan ZIS Indosat luncurkan program desa berdaya di  Padang

Peluncuran desa bardaya di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto Padang pada Sabtu. (Antara/Ikhwan Wahyudi)

Padang (ANTARA) - Rumah Zakat bekerja sama dengan ZIS Indosat meluncurkan program desa berdaya di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, Padang, yang merupakan program pemberdayaan dalam rangka menumbuhkan perekonomian warga setempat terutama ibu rumah tangga.

Chief Officer Rumah Zakat Sholeh Hidayat di Padang, Sabtu, menyebutkan saat ini terdapat 95 desa berdaya dan di Koto Panjang dan Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah merupakan desa berdaya ke-33 yang dikolaborasikan dengan ZIS Indosat.

Ia memaparkan program desa berdaya tersebut meliputi program lansia berdaya, senam massal dan apotek hidup berupa pembibitan bunga dan buah.

Menurut dia, ke depan dengan pembibitan bunga dan buah diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dan bisa menjadi kawasan agrowisata.

"Kami hanya memfasilitasi, kuncinya ada di bapak ibu warga setempat," kata dia.

Sementara CEO ZIS Indosat, Wahid Efendi menyampaikan program desa berdaya ini merupakan upaya memberdayakan warga setempat sehingga bisa mengembangkan apa yang ada di desa tersebut sesuai dengan potensi yang ada.

Ia menceritakan salah satu desa berdaya di Pandeglang yaitu desa berdaya yang pada awalnya penuh keterbatasan kini para ibu-ibu setempat sudah punya enam kios usaha melayani pengisian pulsa hingga pengiriman uang.

"Di desa tersebut para ibu dilatih membuat produk kerajinan dan makanan," katanya.

Sejalan dengan itu Kabid Biro Kesra dan Binsos Pemprov Sumbar Elsanra Eka Putra mengapresiasi Rumah Zakat dan ZIS Indosat yang menggagas desa berdaya.

"Semoga ini bisa berlanjut ke 19 kabupaten dan kota di Sumbar," ujarnya.

Ia melihat cukup banyak desa dan nagari yang perlu diberdayakan di Sumbar sehingga bangsa ini bisa menjadi lebih kuat.

"Dengan demikian ekonomi akan kuat dan daya saing meningkat," katanya.

Ia menceritakan di Asia Tenggara angka indeks pembangunan manusia tertinggi diraih oleh Singapura dan Indonesia masih berada di urutan ke-7 kendati penduduknya terbanyak.

"Kita masih punya daya saing yang rendah dan dengan adanya program pemberdayaan bisa meningkatkan daya saing dan kapasitas," katanya.*