OPD di Payakumbuh diminta segera selesaikan administrasi untuk percepatan realisasi belanja

id opd payakumbuh

OPD di Payakumbuh diminta segera selesaikan administrasi untuk percepatan realisasi belanja

Sekretaris Daerah Kota Payakumbuh Rida Ananda. (ANTARA/Akmal Saputra)

​​​​​​​Payakumbuh (ANTARA) - Sekretaris Daerah Pemerintah Kota (Pemkot) Payakumbuh, Sumatera Barat Rida Ananda meminta setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di daerah tersebut untuk segera menyelesaikan proses administrasi agar realisasi belanja daerah bisa dimaksimalkan di akhir 2021.

"Kita sudah meminta agar OPD terkait segera menyelesaikan administrasi. Kami juga telah menurunkan edaran ke seluruh OPD terkait ini," katanya di Payakumbuh, Selasa.

Ia menyebutkan bahwa hingga Senin (6/12) sore realisasi belanja Pemkot Payakumbuh sudah mencapai 76,97 persen dan akan terus bergerak setiap harinya.

"Apalagi sekarang pengerjaan pembangunan sudah mulai banyak yang selesai. Jadi angka realisasi akan terus bergerak setiap hari," ujarnya.

Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2021 yang telah disepakati, jumlah belanja Kota Payakumbuh sebesar Rp747.283.184.221.

"Insya Allah realisasi belanja kita akan dapat kita maksimalkan sampai dengan akhir tahun. Biasanya realisasi kita itu mencapai 95 persen," ungkapnya.

Sementara itu, terkait dengan realisasi pendapatan Kota Payakumbuh saat ini sudah mencapai 88 persen dari anggaran pendapatan daerah setelah perubahan sebesar Rp682.401.082.138.

Untuk yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak target yang ditentukan, yakni Rp17 miliar dan dari sektor retribusi daerah memiliki target sebesar Rp7,7 miliar.

"Alhamdulillah pada beberapa waktu lalu kita masuk lima besar dalam persentase realisasi pendapatan bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri)," ujarnya.

Menurutnya angka realisasi PAD di Kota Payakumbuh terus bergerak apalagi saat ini objek wisata di Kota Payakumbuh sudah mulai kembali dijalankan.

"Sekarang objek wisata kita sudah buka meski dengan jumlah pengunjung yang dibatasi dan protokol kesehatan yang ketat. Dibukanya objek wisata karena angka penambahan COVID-19 terus melandai," ungkapnya.