Upaya Pemkot Pariaman, mengatasi abrasi Batang Mangor yang ancam rumah dan lahan pertanian

id berita pariaman,berita sumbar,sungai

Upaya Pemkot Pariaman, mengatasi abrasi Batang Mangor yang ancam rumah dan lahan pertanian

Kondisi abrasi sungai di Kecamatan pariaman Selatan, Kota Pariaman, Sumbar akibat dihantam air sungai Batang Mangau atau Mangor. (Antarasumbar/HO-Diskominfo Pariaman)

Aliran sungai ini berbelok-belok, jadi ketika terjadi hujan deras maka arus sungai besar dan kuat menghantam tebing sehingga terjadi longsor (abrasi sungai),
Pariaman (ANTARA) - Abrasi Sungai Batang Mangau atau Mangor di Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman, Sumatera Barat mengancam sejumlah rumah dan lahan pertanian warga di daerah itu.

"Aliran sungai ini berbelok-belok, jadi ketika terjadi hujan deras maka arus sungai besar dan kuat menghantam tebing sehingga terjadi longsor (abrasi sungai)," kata Wali Kota Pariaman, Genius Umar di Pariaman, Rabu.

Ia menyebutkan sekitar dua kilometer di sungai tersebut rawan terjadi abrasi yang di lokasi itu terdapat rumah dan lahan pertanian warga.

Oleh karena itu, lanjutnya pemerintah harus bertindak cepat agar peristiwa tersebut tidak mengancam nyawa warga serta menghilangkan lahan pertanian yang merupakan mata pencarian petani di daerah itu.

"Saya mengharapkan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V datang ke sini untuk mengunjungi lokasi dan melakukan langkah antisipasi agar peristiwa ini tidak berlanjut," katanya.

Ia menyampaikan sungai tersebut merupakan kewenangan BWSS V sedangkan Pemerintah Kota Pariaman tidak memiliki anggaran untuk melaksanakan normalisasi.

"Anggarannya besar jadi kami mengharapkan pemerintah pusat melalui BWSS V mengatasinya," ujarnya.

Ia menyebutkan di kawasan yang dilalui oleh sungai tersebut merupakan lahan pertanian warga yaitu kelapa, tebu, pepaya, serta hasil pertanian lainnya untuk menopang ekonomi warga.

Sementara Kepala Desa Batang Tajongkek, Kecamatan Pariaman Selatan Riko Herianto mengatakan jika terjadi hujan lebat maka debit air di sungai itu menjadi lebih besar dan kuat sehingga berpotensi besar terjadi pengikisan tanah.

"Karena itu, kami mengharapkan adanya dam tebing guna mengatasi erosi (pengikisan tanah)," katanya.

Ia mengatakan hal ini juga dapat mendukung rencana pemerintah setempat untuk menjadikan sepanjang tepi sungai tersebut sebagai objek wisata berkonsep kota tepi air atau 'waterfront city'.

Menurutnya sepanjang sungai tersebut tidak saja berpotensi sebagai lahan pertanian namun juga sebagai objek wisata karena memiliki lingkungan alam yang masih asri dan air jernih.