Ini yang terjadi di Padang sejak awal September 2012, kata Kepala Dinkes Padang

id berita padang,berita sumbar,covid

Ini yang terjadi di Padang sejak awal September 2012, kata Kepala Dinkes Padang

Kepala Dinkes Kota Padang, Ferimulyani Hamid. (Antarasumbar/Ikhwan Wahyudi)

Artinya dari puncak kasus tertinggi mencapai 4.700 saat ini tinggal 400 orang atau turun cukup tajam,
Padang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang mencatat memasuki awal September 2021 terjadi penurunan kasus COVID-19 di kota itu seiring dengan terus meningkatnya jumlah kesembuhan warga yang terpapar.

"Sejak 1 September pertambahan kasus harian di Padang sudah dibawah 100 atau dua digit, ini berbeda dibandingkan puncak kasus pada Juli 2021 yang sempat mencapai 600 kasus baru sehari," kata Kepala Dinkes Kota Padang, Ferimulyani Hamid di Padang, Rabu.

Menurut dia hal ini sesuatu yang positif seiring dengan terus naiknya trend kesembuhan mencapai 97,7 persen dengan angka kematian 1,3 persen dan sisa kasus aktif hanya satu persen.

"Artinya dari puncak kasus tertinggi mencapai 4.700 saat ini tinggal 400 orang atau turun cukup tajam," kata dia.

Tidak hanya itu terkait dengan peta zonasi tingkat RT hingga pekan ke-36 2021 tercatat dari 3.424 RT sebanyak 3.169 RT berada pada zona hijau dan tinggal 255 RT berada di zona kuning dan sudah tidak ada lagi RT yang berada di zona merah dan oranye.

Ia mengatakan penurunan kasus harian akan menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ditetapkan oleh Kemendagri.

"Saya berharap kecamatan yang kasus COVID-19 masih tinggi menerapkan PPKM yang ketat dengan menerapkan protokol kesehatan, jaga jarak, menghindari kerumunan hingga mencuci tangan," katanya.

Ada beberapa kecamatan yang kasusnya masih di atas 50 yaitu Kuranji, Koto Tangah, Lubuk Begalung, ujarnya.

Selain itu, dari 104 kelurahan yang ada sudah ada 21 kelurahan yang masuk dalam zona hijau.

Terkait dengan vaksinasi, ia menyampaikan target 726.615 jiwa dan yang sudah divaksin sampai saat ini sebanyak 244.887 orang untuk tahap satu dan 147.812 untuk tahap dua.

"Dilihat dari cakupan realisasi tingkat Sumbar mencapai 33 persen dan perlu dukungan dari semua pihak agar target bisa tercapai," katanya.

Ia mengakui saat ini pihaknya kesulitan pada vaksinasi lansia karena baru 16 persen sementara angka kematian pada lansia cukup tinggi.

"Perlu kerja keras bersama agar lansia terlindungi dengan mengajak vaksin," katanya.

Ia menambahkan pihaknya juga sudah memvaksin pelajar SMP dan SMA sebanyak 24.500 orang dalam rangka persiapan belajar tatap muka.

Feri menyerukan orang tua agar mengizinkan anaknya divaksin karena jika sudah belajar tatap muka anak akan menjadi pembawa penyakit ke rumah jika tidak divaksin yang bisa menularkan ke anggota keluarga lain.