Pesona Masjid Jamik Taluak Banuhampu sebagai destinasi wisata religi

id Agam,Sumbar,Padang

Pesona Masjid Jamik Taluak Banuhampu sebagai destinasi wisata religi

Masjid Jamik Taluak, Banuhampu, Agam (Antara/Ho-Dokumen Pribad)

Bukittinggi (ANTARA) - Masjid Jamik Taluak Banuhampu, Kabupaten Agam merupakan satu dari beberapa situs cagar budaya yang masih terpelihara hingga saat ini dan dapat dinikmati sebagai salah satu destinasi wisata religi di daerah itu.

Salah seorang tokoh adat, Afdhal di Padang, Minggu mengatakan keberadaan Masjid Jamik Taluak cukup memberi pengaruh besar bagi peradaban Islam sejak masa lampau.

Ia menjelaskan selain karena berstatus cagar budaya, warga sekitar masjid juga menjaga nilai-nilai sejarah, beberapa pembangunan dan renovasi yang dilakukan tetap mempedomani arsitektur dasar masjid sehingga tidak banyak perubahan.

Beberapa program pemerintah Kabupaten Agam, sambung Afdhal, juga mendapat sambutan baik oleh pengurus masjid dan jamaah sekitar seperti halnya Program Thaharah Masjid dan Agam Menyemai.

“Lingkungan masjid cukup bersih, begitu juga tempat berwuduk dan toiletnya, warga setempat menjadikan kolam yang ada di sekeliling masjid sebagai pusat budidaya ikan yang bernilai ekonomis,” katanya

Menurut dia sebagai salah satu masjid kuno yang dibangun sejak jaman kolonial, masjid ini merupakan satu-satunya masjid kuno di Sumatra Barat yang paling banyak difoto sejak masa Kolonial Hindia Belanda. Hal itu terbukti dengan banyaknya foto lama khususnya pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Sementara Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Bambang Setia Budi dalam penelitian berjudul Studi Perkembangan Fisik Arsitektural Masjid Taluk, Sumatera Barat itu keberadaan menara masjid menjadi penentu fundamental perubahan masjid.

Ia mengatakan dalam banyak teks dan penyebutan bahasa Belanda, termasuk penamaan file foto-foto dokumentasinya, Masjid Jami’ Taluak sering disebut dengan Moskee en visvijver in Taloek bij Fort de Kock atau artinya Masjid dan Kolam Ikan di Taluk dekat (benteng) Fort de Kock.

“Masjid Taluk ini merupakan bangunan heritage, semestinya perubahan dan perkembangan ini diawasi dengan ketat dan tidak dibiarkan begitu saja, sangat perlu diberikan panduan dan pendampingan dari ahli atau pakar bangunan bersejarah agar kondisi fisiknya lebih terawat dan perubahannya lebih dapat terkontrol dan kualitas arsitekturalnya terjaga dengan baik,” tulis Bambang Setia Budi.

Masjid Jami’ Taluak ditasbihkan sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia. Untuk dapat mencapai lokasi ini, pengunjung bisa melacaknya di aplikasi Google Maps. Terletak di Nagari Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam.

Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Haji Abdul Majid pada tahun 1860, yang pada mulanya hanya terbuat dari kayu beratapkan ijuk dan diganti dengan seng pada tahun 1920.

Bangunan terdiri dari tiga bangunan pokok, yaitu bangunan masjid, mihrab, dan menara. Bangunan masjid mempunyai atap berundak tiga tingkat seperti sebi arsitektur khas Masjid Demak.

Karena kawasan Nagari Taluak IV Suku berbatasan langsung dengan Kota Bukittinggi dan berada di kaki gunung, cuaca di sini cukup sejuk dan beriklim tropis.

Salah seorang pengunjung Asmuni (41) mengaku sering berkunjung ke masjid ini bersama keluarga. Menurut dia masjid ini sangat nyaman untuk beribadah dan selain itu ada kolam ikan yang cukup luas dikelola pengurus dengan baik.

"Di tempat ini sering dijumpai pengunjung dari beragam daerah yang datang untuk beribadah dan melepas lelah beristirahat sejenak sambil bermain bersama anak-anaknya," kata dia.(*)