Buaya sering muncul di sepanjang Sungai Batang Antokan, BKSDA Sumbar imbau waspada

id Buaya muara ,agam,sumbar,Sungai Batang Antokan

Buaya sering muncul di sepanjang Sungai Batang Antokan, BKSDA Sumbar imbau waspada

Buaya muara sedang berjemur di tepi Sungai Batang Antokan, Padang Kiau, Jotong Sago, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubukbasung, Kabupaten Agam, Minggu (18/4). (Dok Resor KSDA)

Lubukbasung, (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam mengimbau warga sepanjang Sungai Batang Antokan untuk berhati-hati saat berada di sungai karena buaya muara (crocodylus porosus) sering muncul ke permukaan.

"Jangan sampai warga diserang buaya," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Senin.

Ia mengatakan, buaya itu muncul di Padang Kiau, Jorong Sago, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubukbasung, Minggu (18/4).

Kemunculan buaya itu menjadi viral di media sosial milik warga sekitar, karena lokasi munculnya buaya itu sudah jauh dari muara atau jauh dari hilir sungai tersebut.

"Sungai Batang Antokan memang merupakan habitat buaya muara, namun buaya itu muncul jauh dari muara," katanya.

Ia menambahkan, petugas Resor KSDA Agam akan ke lokasi tempat muculnya buaya muara itu dalam waktu dekat.

Saat ini, tambahnya, petugas sedang menangani konflik antar manusia dengan satwa liar jenis harimau Sumatera di Cubadak Lilil dan Sari Bulan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur.

Penanganan konflik yang mengakibatkan dua kerbau warga dimangsa harimau itu bakal berakhir beberapa hari kedepan, karena Resor KSDA Agam memasang dua kandang jebak untuk mengevakuasi harimau itu.

"Kita memantau kandang jebak itu setiap hari, sembari melakukan patroli di lokasi," katanya.

Ia mengakui, kejadian konflik antara manusia dan satwa liar selama Januari sampai 18 April 2021 sebanyak 11 kasus.

Pada 2020 jumlah kasus konflik antara manusia dengan satwa liar sebanyak 10 kasus dan pada 2019 sebanyak 11 kasus.

"Pada tahun ini konflik antara manusia dengan satwa liar cukup tinggi, karen berselang empat bulan sudah 11 kasus terjadi," katanya. (*)