Azevedo dari Brazil Ditunjuk Jadi Ketua WTO

id Azevedo dari Brazil Ditunjuk Jadi Ketua WTO

Jenewa, (Antara/AFP) - Roberto Azevedo dari Brazil telah ditunjuk untuk mengambil alih pucuk pimpinan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), kepala proses seleksi calon ketua WTO mengatakan kepada AFP, Rabu. "Dia memimpin dalam setiap putaran tunggal," duta besar Pakistan untuk WTO Shahid Bashir, yang mengetuai pengambil keputusan Dewan Umum WTO, mengatakan tentang diplomat karir Brazil itu, membenarkan pencalonan Azevedo yang diumumkan oleh para diplomat pada Selasa sore (7/5). Bashir berbicara setelah ia dan pejabat pengarah seleksi lainnya untuk pengganti Pascal Lamy dari Prancis sebagai ketua WTO yang berbasis di Jenewa, memberikan penjelaskan tentang pencalonan Azevedo, yang baru akan diresmikan pada pekan berikutnya. Diplomat karir Azevedo mengalahkan mantan negosiator perdagangan Meksiko Herminio Blanco di babak akhir kontes dan merupakan pejabat pertama dari kelompok negara berkembang BRICS yang menduduki jabatan tersebut. Sementara Meksiko mengakui kekalahannya dan Brazil memuji kemenangannya setelah tim kampanye para kandidat bertemu dengan Bashir pada Selasa, WTO belum membuat pengumuman resmi. Azevedo, 55 tahun, adalah negosiator yang berpengalaman dan pembangun konsensus di WTO, dan statusnya sebagai orang dalam tampaknya telah membantu memenangkan pertarungan tersebut. Ia telah menjadi duta besar Brazil untuk WTO sejak 2008, setelah bekerja sebagai seorang kepala litigator dalam sengketa perdagangan tingkat tinggi, membuatnya sangat baik ditempatkan untuk menavigasi sistem untuk mencoba menghapus kebuntuan "Putaran Doha". Putaran Doha, diluncurkan pada pertemuan puncak di Qatar pada 2001, bertujuan untuk membuka pasar dan menghapus hambatan perdagangan seperti subsidi serta pajak dan peraturan yang berlebihan, guna memanfaatkan perdagangan internasional bagi pembangunan negara-negara miskin. Tetapi konsesi yang dibutuhkan telah memicu bentrokan terutama antara China, Uni Eropa, India dan Amerika Serikat. Sebagai litigator Brazil, Azevedo bersitegang dengan Uni Eropa dan AS atas subsidi untuk para pembuat pesawat dan produsen kapas, meskipun Brazil juga telah dituduh melakukan proteksionisme oleh mitra dagangnya. Azevedo baru-baru ini menegaskan bahwa sebagai pemimpin WTO, ia tidak akan menjadi alat permainan Brazil. "Jika saya terpilih, saya tidak akan berada di sana membela kepentingan Brazil atau apapun jenisnya, atau kebijakan perdagangan Brazil," katanya kepada AFP baru-baru ini. Belum pernah terjadi sebelumnya sembilan nama memasuki bursa perlombaan calon pimpinan WTO. Mereka yang tersisih di babak pertama pada pertengahan April berasal dari Kenya, Ghana, Jordania dan Kosta Rika, sementara Indonesia, Korea Selatan dan Selandia Baru keluar dari perlombaan di babak kedua pada akhir bulan. Sejak didirikan dalam bentuk yang sekarang pada 1995, kepala WTO telah di jabat oleh Irlandia, Italia, Selandia Baru dan Thailand, dan dengan Lamy dari Prancis yang menjabat sejak 2005. Indonesia mencalonkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu sebagai ketua WTO, namun terhenti di putaran kedua setelah tak mendapat dukungan 159 negara anggota WTO. (*/sun)