Kota Padang alami deflasi 0,47 persen nomor tujuh nasional pada April 2020, menurut BPS

id berita padang, berita sumbar, deflasi,bps,april 2020

Kota Padang alami deflasi 0,47 persen nomor tujuh nasional pada April 2020, menurut BPS

Pedagang cabai merah di Pasar Raya Padang. (AntaraSumbar/Laila Syafarud)

Deflasi di Padang tersebut disumbangkan oleh penurunan harga cabai merah dan tiket pesawat menjadi penyumbang deflasi di Kota Padang pada April 2020 atau di tengah pandemi COVID-19,
Padang (ANTARA) - Kota Padang, Sumatera Barat mengalami deflasi (indek harga konsumen) mencapai 0,47 persen yang berada dinomor tujuh nasional dan ke empat di Sumatera pada April 2020, menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi itu.

Deflasi di Padang tersebut disumbangkan oleh penurunan harga cabai merah dan tiket pesawat menjadi penyumbang deflasi di Kota Padang pada April 2020 atau di tengah pandemi COVID-19.

Pada April 2020 Padang mengalami deflasi 0,47 persen andil terbesar karena penurunan harga cabai merah dan tiket pesawat, kata Kepala BPS Sumbar Pitono di Padang, Senin.

Menurut dia, harga komoditas lain penyumbang deflasi di Padang pada April 2020 yaitu daging ayam ras, biaya pulsa ponsel, ayam hidup, ikan cakalang, ikan kerapu, cabai rawit, ikan kakap merah, dan ikan tongkol.

Sebaliknya pada April 2020 sejumlah komoditas mengalami penaikan harga yang menjadi penyumbang inflasi yaitu bawang merah, emas perhiasan, tarif kendaraan daring, udang basah, jengkol, jeruk, ikan nila, gula pasir, dan ikan lele.

Dari 24 kota di Sumatera sebanyak 20 kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Tembilahan sebesar 0,43 persen dan terendah di Padang Sidempuan 0,04 persen.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,92 persen, dan terendah di Banda Aceh 0,08 persen.

Sebelumnya Pemerintah Kota Padang memastikan stok pangan mencukupi selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlangsung pada 22 April hingga 5 Mei 2020.

"Berdasarkan pantauan saat ini untuk beras terdapat empat ribu ton stok beras tersebar di 139 mesin penggilingan, dan ini di luar stok yang dimiliki Bulog," kata Pelaksana Tugas Dinas Pangan Kota Padang, Guswardi.

Oleh sebab itu, ia menyerukan kepada masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan stok bahan pangan karena persediaan mencukupi.

Ia menyampaikan selama ini Sumatera Barat mengalami surplus bahan pangan sehingga ada yang dikirim ke luar Sumbar.

Memang yang jadi persoalan saat ini adalah penurunan daya beli, akan tetapi jika bantuan sosial turun masyarakat akan tertolong untuk memenuhi kebutuhan pangan, katanya.

Sementara untuk stok pangan lainnya seperti gula, minyak goreng dan lainnya stoknya juga mencukupi.

Sejalan dengan itu Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama menyampaikan pada saat ini inflasi realatif terkendali di Sumatera Barat.

"Salah satunya disebabkan karena persediaan pangan mencukupi apalagi saat ini sedang musim panen," katanya.