Pemkot Aceh minta warga tidak panik karena bertambahnya kasus COVID-19

id Aceh,Pemprov Aceh,Banda Aceh,Covid-19,Virus Corona,Corona,Positif Covid-19,penanganan corona,virus corona,corona,covid-1

Pemkot Aceh minta warga tidak panik karena bertambahnya kasus COVID-19

Ilustrasi - Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif (kiri) dan Juru Bicara Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani (kanan) saat jumpa pers di Banda Aceh, Senin (23/3/2020). ANTARA/Khalis

Kami baru saja mendapatkan hasil swab PDP dalam perawatan di RSUD Zainoel Abidin, dan ternyata ada penambahan (tiga, red.) positif COVID-19 di Aceh,
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh meminta masyarakat tidak panik namun terus meningkatkan kewaspadaan seiring dengan bertambahnya kasus positif virus corona baru penyebab penyakit COVID-19 di daerah itu menjadi empat orang.

"Kami tentu saja sangat berharap kepada masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada," kata Juru Bicara COVID-19 Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Jumat (27/3).

Dia menyebutkan kasus positif COVID-19 bertambah menjadi empat orang di Aceh, satu di antaranya telah meninggal dunia beberapa waktu lalu, saat masih dalam status pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.

"Kami baru saja mendapatkan hasil swab PDP dalam perawatan di RSUD Zainoel Abidin, dan ternyata ada penambahan (tiga, red.) positif COVID-19 di Aceh," katanya.

Ketiga warga positif COVID-19 tersebut, yakni pasien dengan nomor 966, laki-laki berumur 40 tahun, warga Kabupaten Aceh Besar, mendapat perawatan di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, pasien nomor 967, perempuan berumur 60 tahun, dan pasien nomor 968, laki-laki berumur 60 tahun, keduanya warga Kota Banda Aceh yang juga mendapat perawatan di RSUD Zainoel Abidin.

"Dengan demikian di Aceh saat ini sudah ada empat orang yang positif COVID-19," katanya.

Dia juga menyebutkan data orang dalam pemantauan (ODP) di Aceh bertambah menjadi 329 orang dari sebelumnya 266 orang, yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di daerah "Serambi Mekkah" itu.

Ia meminta warga yang baru kembali dari daerah terjangkit, untuk disiplin melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Jika selama isolasi mengalami gejala demam, pilek, batuk, flu, bahkan sesak napas, katanya, diminta segera memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Jangan sembunyikan saudara kita yang baru pulang dari daerah penularan karena itu bukan hanya berisiko bagi lingkungan masyarakat sekitar, juga berisiko bagi orang yang kita sayangi di rumah kita sendiri," katanya.