Sejarahwan : keberadaan berbagai etnik warnai perjalanan panjang sejarah Kota Padang

id Suku nias,Etnik nias,Sejarah minangkabau,Sejarah sumatera barat

Sejarahwan : keberadaan berbagai etnik warnai perjalanan panjang sejarah Kota Padang

Seminar sehari dengan tema Padang Lama Dalam Perspektif Sejarah dan masa depan di ruang serba guna PSKP Santu Yusuf jalan AR Hakim Padang, Kamis. (ANTARA/HO)

Padang (ANTARA) - Ahli Sejarah dari Universitas Andalas, Anatona Gulo menyebutkan, kalau keberadaan berbagai macam sukubangsa (etnik), memiliki peran dalam perjalanan panjang sejarah Kota padang, salah satunya etnik Nias.

Menurut Anatona di Padang, Kamis, eksistensi orang Nias di Kota Padang sudah berlangsung sejak lebih dari Tiga ratus tahun lamanya. Sehingga, menjadi salah satu etnik yang paling awal menghuni Kota Padang.

Keberadaan etnik Nias oleh masyarakat umum baik yang berada di dalam maupun diluar Sumatera Barat, imbuhny juga selalu dikaitkan dengan asal-usul penduduk kota Padang.

"Kedatangan orang Nias di Kota Padang, sudah dimulai sejak masa VOC Belanda dan EIC Inggris. Saat menguasai aktivitas dan jalur perdagangan di Pantai Barat Sumatera pada abad ke 17 hingga 18. Hal ini, kemudian berlanjut pada masa pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan Jepang sampai memasuki periode kemerdekaan,"kata Anatona Gulo saat menjadi pembicara Seminar sehari dengan tema Padang Lama Dalam Perspektif Sejarah dan masa depan di ruang serba guna PSKP Santu Yusuf jalan AR Hakim Padang, Kamis.

Ia menjelaskan bersama-sama dengan kelompok etnik Minangkabau sebagai mayoritas dan warga kota lainnya dari etnik Jawa, Cina, Keturunan India, dan Batak, etnik Nias juga telah memainkan peran dan turut berkontribusi didalam membentuk warna dan identitas kota Padang. Termasuk salah satunya yakni, identitas budaya.

Secara spesifik, menurutnya, etnik Nias memiliki konsep yang dinamakan dengan Mukoli (merantau). Dalam artian, sukubangsa Nias, keluar dari wilayahnya berimigrasi ke berbagai wilayah.

Untuk di Sumatera Barat, selain di Kepulauan Mentawai, mayoritas orang Nias juga merantau menuju arah utara dan timur yakni, pulau Simeulue dan Sumatera.

"Sejak masa Pemerintahan Sultan Iskandar MUda di Aceh, orang Nias sudah banyak yang sampai di Kotaraja (Banda Aceh). Sementara keberadaan orang Nias di Bengkulu, dapat dilacak hingga abad ke-18 saat badan dagang EIC Inggris berkuasa disana,"ujarnya.

Khusus di Kota Padang sendiri kata Anatona, kedatangan orang Nias sudah berlangsung sejak periode VOC Belanda pada abad ke-17. Salah satu pasal dalam kontrak perjanjian antara VOC dengan pemuka masyarakat Nias di Teluk Dalam tahun 1693 antara lain, kesepakatan mengenai pengiriman komoditas perdagangan dari pulau Nias ke Padang.

"Mirip dengan kota lain, Padang juga memiliki beberapa nama kampung yang menggunakan nama etnik. Hal ini, menandakan bahwa sejak dulu kota ini, sudahh banyak didatangi oleh masyarakat suku lain dari luar Sumatera Barat. terdapat empat nama kampung di Kota Padang yang menggunakan nama etnik kampung Cina, Kampung Nias, Kampung Keling dan Kampung Jawa," katanya.