Korem 032 Wirabraja Kembangkan Udang Vaname Gunakan Bios 44 di Agam

id Udang vaname

Korem 032 Wirabraja Kembangkan Udang Vaname Gunakan Bios 44 di Agam

Pengembangan tambak udang vaname di Agam (ANTARA SUMBAR/Yusrizal)

Lubuk Basung (ANTARA) - Korem 032 Wirabraja mengembangkan budidaya udang vaname menggunakan Bios 44 di Gasan Ketek, Nagari Tiku Selatan, Kecamatan Tanjungmutiara, Kabupaten Agam.

Komandan Korem 032 Wirabraja, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo di Lubukbasung, Minggu, mengatakan budidaya udang vaname itu sebagai demplot atau percontohan bagi masyarakat sekitar.

"Untuk luas lahan tergantung dari pemilik dan masyarakat bisa belajar budidaya udang vaname di lokasi itu, sehingga mereka bisa menerapkan di lahannya untuk menambah pendapatan," katanya saat mengunjungi tambak udang vaname di Gasan Ketek.

Ia mengatakan, saat ini budidaya udang vaname itu telah dikembangkan di Kota Padang dan daerah lainnya.

Khusus di Padang, tambahnya, udang vaname sudah di panen beberapa bulan lalu dengan hasil cukup baik.

Ke depan akan mengembangkan budidaya udang vaname di kabupaten dan kota yang berada di sepanjang garis pantai di Sumbar.

"Ini salah satu pemanfatan sumber daya manusia dan daerah untuk dijadikan nilai jual demi ketahanan pangan daerah," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumbar, Yosmeri menambahkan pengembangan budidaya udang vaname menggunakan Bios 44 ini dalam rangka peningkatan teknologi budidaya perikanan.

Selama ini Bios 44 ini digunakan untuk budidaya ikan lele, kolam dan danau dalam rangka perbaikan kualitas air.

Saat ini Bios 44 ini dikembangkan di tambak udang dalam meningkatkan produksi, karena selama ini hasil tambak udang kurang baik.

"Kita akan mengembangkan ke daerah lain, setelah di uji coba ini dilakukan karena Bios adalah salah satu organik yang bisa menumbuhkan planton dan bisa mengurai limbah di tambak itu," katanya.

Yosmeri mengakui jumlah tambak udang vaname di Sumbar sekitar 200 petak dengan produkai 200 ton satu kali panen.

Namun hasil produksi itu belum memadai untuk membangun lokasi pendingin udang tersebut.

"Udang vaname itu dipasarkan di Medan, Lampung dan Jakarta. Apabila produksi mencapai 500-1.000 ton maka kita akan membangun pabrik pengolahan," katanya.

Sepanjang garis pantai berpotenai untuk tambak udang vaname, namun lokasi itu dipioritaskan untuk bangun pemukiman dan pertanian yang sesuai dengan Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah.

Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan revisi Perda itu.

"Agam dan Padang Pariaman sedang melakukan revisi Perda tersebut," katanya.

Pemilik tambak udang di Gadan Ketek, Lukman mengatakan siap untuk bekerjasama dengan Korem dalam pengembangan budidaya udang vaname menggunakan Bios 44.

"Saat ini saya memiliki delapan petak di lahan dua hektare dan kedepan akan dikembangkan," katanya.

Kujungan ke tambak udang vaname itu juga didampingi Dandim 0304 Agam Letkol Inf Victor Andhyka Tjokro dan lainnya. (*)