Agam ajukan Rp1,6 miliar normalisasi Sungai Galapuang

id Agam ,berita Agam ,Agam terkini,berita sumbar,sumbar terkini,pembersihan material banjir agam

Agam ajukan Rp1,6 miliar normalisasi Sungai Galapuang

Alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Agam sedang membersihkan material di Sungai Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya. (Antara Sumbar/Yusrizal)

Lubukbasung, (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengajukan Rp1,6 miliar ke pemerintah pusat untuk normalisasi Sungai Galapuang di Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya guna mengantisipasi banjir yang sering melanda daerah itu.

"Pengajuan dana telah kita lakukan pada akhir November 2019 dan berharap pemerintah pusat merelokasi dana tersebut pada 2020," kata Kepala Pelaksana BPBD Agam, Muhammad Lutfi Ar di Lubukbasung, Selasa.

Ia mengatakan, dana tersebut bakal digunakan untuk normalisasi sungai sepanjang 200 meter dengan membuat cek dam atau tanggul pengaman dalam mencegah pelebaran sungai.

Saat ini, baru pembersihan sungai setelah banjir bandang melanda daerah itu, Rabu (20/11).

Dengan tidak adanya jembatan, tambahnya, maka air melimpah ke badan jalan dan mengalir ke daerah yang lebih rendah mengakibatkan masuk ke rumah warga.

"Ini yang terjadi saat curah hujan tinggi melanda daerah itu, Senin (2/12), mengakibatkan satu unit rumah terendam dan normalisasibitu sudah mendesak dalam mengantisipasi banjir," katanya.

Ia menambahkan, Sungai Galapuang itu terbentuk setelah Sungai Ampuh tersumbat material tanah dan batu, sehingga saat curah hujan tinggi melanda daerah itu, air mengalir ke lokasi lain.

Lokasi tersebut menjadi aliran sungai baru sepanjang 50 meter.

"Kita telah pernah mengusulkan untuk membuat aliran sungai di daerah itu beberapa tahun lalu," katanya.

Ia mengakui, Pemkab Agam telah membuat 60 unit jembatan di Jorong Galapuang, Muko Jalan, Batu Nangai dan Pandan untuk melancarkan air dari pergunungan ke Danau Maninjau saat curah hujan tinggi.

Ini upaya dalam mengantisipasi banjir akibat pembuangan air tidak lancar ke danau vulkanik itu.

"Kita telah melakukan upaya pencegahan sebelum bencana itu terjadi, karena daerah itu merupakan zona merah atau rawan bencana longsor dan banjir," katanya. (*)