Jakarta, (ANTARA) - Dokter spesialis paru mengingatkan agar masyarakat untuk berhati-hati dengan menggunakan masker saat membongkar gudang agar tidak terkena infeksi jamur pada organ paru yang bisa menimbulkan penyakit.
Ketua Pokja Bidang Mikosis Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Anna Rozaliyani MBiomed Sp.P mengatakan di Jakarta, Jumat, jamur biasanya hidup di tempat yang hangat dan lembap serta tidak terkena sinar matahari.
Ruangan yang kotor, lembap, tidak terkena sinar matahari, dan banyak barang bertumpuk dalam waktu yang lama bisa menjadi tempat tumbuhnya jamur.
"Ketika kondisi berubah, maka habitat jamur terganggu. Elemen jamur yang disebut spora, yaitu butiran-butiran kecil jamur sangat banyak beterbangan di udara. Kalau habitat jamur terganggu, itu yang menjadi masalah," kata Anna.
Infeksi jamur pada paru disebabkan oleh terhirupnya spora jamur yang ada di lingkungan kemudian masuk ke dalam sistem pernapasan manusia.
Anna menjelaskan di negara-negara eropa memiliki kebijakan isolasi lingkungan apabila ada kegiatan renovasi bangunan lama atau bersejarah. Tujuannya adalah agar spora jamur yang beterbangan saat pembongkaran bangunan tidak terhirup oleh orang sekitar.
Infeksi jamur atau mikosis pada organ paru merupakan bagian dari mikosis sistemik berupa gangguan dan atau jalan napas yang disebabkan infeksi, jamur yang mengumpul, atau reaksi hipersensitif terhadap jamur.
Gejala dan tanda yang diakibatkan oleh infeksi jamur pada paru sama seperti TBC, yaitu batuk darah, batuk dalam waktu lama, sesak napas, nyeri dada yang bisa berlangsung dalam angka waktu tiga bulan. Selain itu juga bisa menyerupai asma, namun tidak terkontrol.
Dia menjelaskan biasanya dokter terlambat mengidentifikasi penyakit akibat infeksi jamur sehingga terlambat memberikan penanganan. Karena memang hingga saat ini belum ada standar yang jelas terhadap penanganan penyakit akibat infeksi jamur.
Anna juga menyebutkan penyakit infeksi jamur di kalangan para ahli infeksi disebut sebagai penyakit yang pertumbuhan kasusnya pesat. Hal itu dikarenakan masih banyak jenis kasus yang belum diketahui dan prosedur penanganan yang belum terlalu jelas.
"Di luar negeri, orang lebih takut dengan infeksi jamur dibandingkan TBC. Karena prosedur penanganan TBC sudah ada, sementara infeksi jamur belum jelas," kata dia. (*)
Berita Terkait
PkM Unand memanfaatkan prospek jamur tiram jadi mie di KWT Limau Manis Sejahtera
Minggu, 26 November 2023 12:35 Wib
Pemkab Pasaman Barat dorong masyarakat kembangkan budidaya jamur tiram
Jumat, 13 Oktober 2023 13:14 Wib
Undhari Dharmasraya dampingi pengembangan budidaya jamur merang
Kamis, 7 September 2023 16:19 Wib
Tim Pengabdian kepada Masyarakat Unand gandeng Owner "deJamur Farm" Adakan Pelatihan Pembuatan Bibit F0 Jamur Tiram di Padang
Jumat, 25 Agustus 2023 19:07 Wib
Pendampingan Pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) Demi Tingkatkan Aspek Legal Usaha Budidaya Jamur Tiram "KWT LMS", Mitra Tim Pengabdian kepada Masyarakat UNAND
Jumat, 16 Desember 2022 11:18 Wib
Dukung Pengembangan Produk Olahan Jamur Tiram, Tim Pengabdian kepada Masyarakat UNAND Serahkan Bantuan Alat Chopper untuk "KWT LMS"
Kamis, 15 Desember 2022 10:50 Wib
Olahan Jamur Tiram sebagai Alternatif Pangan untuk Vegetarian
Senin, 12 Desember 2022 10:51 Wib
Bisnis Bakso Jamur Tiram Sangat Menjanjikan
Senin, 3 Oktober 2022 11:22 Wib