Pendapatan anak Bupati ini Rp100 juta/bulan, ternyata hanya ini pekerjaannya

id Pendapatan anak Bupati

Pendapatan anak Bupati ini Rp100 juta/bulan, ternyata hanya ini pekerjaannya

Bupati Akmal Ibrahim (kanan) bersama Ketua ISMI Aceh, Nurchalis (kiri). (ANTARA/Suprian)

Aceh, (ANTARA) - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim membeberkan pendapatan anak kandungnya yang tertua mencapai Rp100 juta/bulan dari hasil peternakan, sedangkan anak nomor dua mencapai Rp150 juta/bulan dari hasil pelihara udang.

“Anak saya yang tetua hafal Al Quran 30 juz lagi kuliah di Mesir, tapi tahu pekerjaanya, peternak. Jadi, jangan dibayangkan orang pelihara lembu gajinya Rp2 juta Rp 3 juta/bulan, tidak. Anak saya tidak ada gaji dibawah Rp100 juta/bulan, tidak ada,” katanya di Blangpidie, Rabu.

Bupati Abdya membeberkan pendapatan anaknya itu dihadapan ratusan pengusaha, unsur Forkompimkab Abdya, kepala SKPK, tokoh masyarakat di sela-sela minum kopi bareng sambil diskusi publik tentang peluang bisnis dan tantangannya di Kabupaten Abdya.

Acara yang berlangsung setengah hari di cafe Grand Lauser Hotel di Kota Blangpidie, Abdya itu juga turut dihadiri pengamat ekonomi dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh DR Iskandarsyah Majid, MM dan ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh, Nurchalis.

Bupati Akmal Ibrahim menyampaikan hal itu dihadapan publik sebagai upaya kepala daerah dalam mengajak masyarakatnya untuk serius berproduksi, baik di bidang pertanian padi, perkebunan pisang kepok, bidang perikanan maupun pada bidang peternakan.

“Anda pelihara 200 ekor induk kambing, anda dapat Rp100 juta/bulan. Anda pelihara 100 ekor lembu, cuma 4 dan 5 orang tenaga kerja anda dapat Rp100 juta/bulan. Jadi, saya orang petani sudah pernah jadi pengusaha, lawyer dan wartawan, dan sudah kemana-mana,” tuturnya.

Namun, lanjut Akmal, dari sejumlah pekerjaan yang sudah pernah dilakukan tersebut hanya menjadi pengusaha pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan yang memiliki duit banyak, tapi masyarakat masih juga kurang serius untuk bercocok tanam.

“Pisang kepok saja tujuh truck tiap hari masuk ke Aceh dari Nias. Pisang Kepok termahal di Indonesia itu di Aceh sekarang, sampai Rp200 ribu hingga Rp300 ribu/tandan. Jadi, padahal jika masyarakat mau menanam pisang kepok ini bisa menghasilkan Rp5 juta sampai Rp15 juta/bulan/hektar. Tapi tanamnya jangan setengah hektar,” katanya.

“Jadi, kalau mencari uang Rp50 juta/bulan di Abdya ini gampang sekali. Anak saya yang nomor dua putus sekolah, tapi gajinya Rp150 juta/bulan, kerjanya cuma pelihara udang, jadi, marilah kita berproduksi, karena pengusaha itu orang berpikir lebih,” ujarnya. (*)