London (ANTARA) - StuNed Scholarship, program beasiswa oleh pemerintah Belanda untuk Indonesia merayakan 20 tahun kiprahnya dalam bidang pendidikan diadakan Nuffic Nesso Indonesia, lembaga pengelola beasiswa StuNed di Indonesia, dengan KBRI Den Haag, di Aula Nusantara KBRI Den Haag, akhir pekan.
Seratusan lebih mahasiswa dari Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Belanda menghadiri acara Perayaan 20 tahun StuNed yang dibuka secara resmi oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl.
Kegiatan dilanjutkan dengan penampilan mahasiswa dari Wageningen yang membawakan beberapa lagu, termasuk "Tanah Airku" dengan iringan musik angklung yang membawa suasana haru bagi sebagian mahasiswa yang hadir, kata Atase Pendidikan KBRI Den Haag - Belanda, Din Wahid kepada Antara London, Senin.
Ia menyebutkan, StuNed memberikan beasiswa kepada 4.500 mahasiswa Indonesia untuk belajar di Belanda, yang telah membawa pengaruh besar bagi kemajuan Indonesia.
Hadir pula pada kesempatan ini Eric van Oudheusden, Koordinator Departemen Asia Tenggara dan Pasifik, Kementerian Luar Negeri Belanda. Melihat mayoritas yang hadir dalam acara ini adalah perempuan, Eric menegaskan bahwa hal ini menjadi pertanda bagi kebangkitan kaum perempuan, terutama di Indonesia.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, mengatakan peran mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh Pendidikan di Belanda ini sebagai agen pembawa perubahan bagi orang-orang di sekitarnya.
Dubes menekankan agar mahasiswa Indonesia terus menerus berinovasi dan kreatif untuk meningkatkan pengaruhnya sebagai agen perubahan.
Berbeda dari perayaan ulang tahun StuNed sebelumnya, dalam perayaan kali ini disajikan seminar interaktif atau "a moving seminar" dipresentasikan oleh delapan penerima beasiswa StuNed, yaitu Annisa Putri, Parara, M. Agni, Atina Rosydiana, Ingrid Sitorus, Cecilia Juwita, Stela Dimitri, dan Andi Cipta.
Tema yang diusung antara lain layanan kesehatan digital, "machine learning", "plant early warning system" pada tanaman tomat, Perempuan dan Industri rokok di Kudus, "Indonesian Sustainable Palm Oil", Sistem Pertanian dengan "Intercropping", dan Perempuan Pekerja di Serikat Buruh.
Setiap tema dipresentasikan secara bersamaan di depan sekelompok kecil "audience", mahasiswa yang dibagi dalam delapan kelompok.
Setelah presentasi, mahasiswa Indonesia yang hadir dalam kesempatan dapat menikmati masakan Indonesia yang menjadi hidangan santap siang berupa ayam goreng, sayur asem, kacang teri, bakwan, sambel dan kerupuk menjadi obat pelipur rindu bagi mahasiswa Indonesia.
Acara ditutup dengan sesi "sharing and reflection" yang dipandu Team Coordinator Scholarships Nuffic Neso Indonesia, Indy Hardono. (*)
Berita Terkait
Taman Rempah Indonesia Hadir di Belanda
Senin, 17 Juli 2017 11:30 Wib
KBRI Denhaag Gelar Gebyar Budaya Nusantara
Kamis, 29 Desember 2016 6:28 Wib
Dubes Negara Asean Kibarkan Bendera Asean di Denhaag
Kamis, 11 Agustus 2016 7:09 Wib
KBRI Denhaag Promosi Kemajuan Indonesia
Jumat, 21 November 2014 9:07 Wib
KBRI Denhaag Gelar Promosi Papua di Belanda
Selasa, 11 November 2014 11:48 Wib
KBRI Denhaag Sampaikan Belasungkawa dan Bentuk Hotline
Jumat, 18 Juli 2014 16:37 Wib
Wayang Kancil Dipamerkan di Balai Kota Denhaag
Rabu, 11 Juni 2014 15:01 Wib
Hassan Wirajuda Promosikan Demokrasi Indonesia di Denhaag
Rabu, 30 Oktober 2013 6:33 Wib