Persoalan kesehatan adalah hilir, bukan hulu, kata Kadinkes Sumbar

id Merry Yuliesday

Persoalan kesehatan adalah hilir, bukan hulu, kata Kadinkes Sumbar

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday. (Antara Sumbar/Miko Elfisha)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat Merry Yuliesday menilai sejumlah persoalan terkait kesehatan di provinsi itu adalah hilir dari beragam persoalan kemasyarakatan sehingga harus diselesaikan secara lintas instansi.

"Kita ada masalah gizi, stunting, kematian ibu dan bayi. Tetapi kalau dilihat lebih dalam, sebagian besar kasus itu tidak berdiri sendiri. Banyak penyebabnya dan itu bukan bidang kesehatan," katanya di Padang, Rabu.

Menurutnya persoalan tingginya kematian ibu dan bayi di Kabupaten Kepulauan Mentawai misalnya, erat kaitannya dengan budaya lokal yang nilai-nilai kearifannya tentu lebih dipahami oleh masyarakat pendukungnya.

Tetapi sebagian praktik yang dilakukan kadang sangat jauh dari segi ilmu kesehatan dan tidak bisa diterima secara logika.

Wanita yang akan melahirkan misalnya akan dibawa oleh suami dan ibunya menuju ladang seminggu sebelum melahirkan supaya tinggal di sana hingga saatnya melahirkan.

Itu berbeda dengan pemahaman ilmu kesehatan yang menilai masa menjelang melahirkan itu adalah masa siaga bagi keluarga terutama suami agar bisa secepatnya mengantar ke fasilitas kesehatan untuk melahirkan.

Fasilitas melahirkan itu juga dijaga kebersihannya agat tidak terjadi infeksi pada sang ibu.

Lalu, ketika telah melahirkan suami datang untuk membantu memotong tali pusar, kamudian anak dimasukkan dalam wadah berisi air. Padahal seharusnya bayi itu dipanaskan setelah lahir, bukan dimasukkan dalam wadah dengan air sejuk itu.

"Persoalan budaya ini, tidak bisa hanya diselesaikan oleh instansi bidang kesehatan. Perlu instansi lain yang terlibat," katanya.

Demikian juga halnya dengan kematian ibu dan bayi di daerah terpencil pada tiga kabupaten tertinggal di Sumbar.

Sebagian disebabkan karena tidak adanya sarana transportasi yang memadai sehingga kasus-kasus tertentu yang perlu penanganan cepat, tidak bisa dilakukan hingga tingkat kematian jadi tinggi.

Persoalan gizi buruk dan stanting demikian juga berkaitan dengan kondisi daerah yang terpencil dan tidak memiliki akses yang baik.

"Ini hanya sebagian contoh saja. Artinya, Dinas Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, tetapi kami tidak bisa bekerja sendiri karena persoalannya sangat komplek," ujarnya.

Ia berharap seluruh instansi yang ada juga memiliki kerangka berfikir yang sama untuk menyelesaikan persoalan kesehatan di Sumbar agar lebih maksimal. (*)