Dinkes Sumbar temukan 113 kasus AKI di 17 kabupaten/kota sepanjang 2017

id Merry Yuliesday

Dinkes Sumbar temukan 113 kasus AKI di 17 kabupaten/kota sepanjang 2017

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Merry Yuliesday. (Doc Pribadi)

penyebab kematian ibu melahirkan di daerah itu yakni sebanyak 33,6 persen disebabkan perdarahan, 23,9 persen karena hipertensi dalam kehamilan dan faktor lainnya
Padang, (Antaranews Sumbar) - Dinas Kesehatan Sumatera Barat menemukan sebanyak 113 kasus Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi di 17 kabupaten/kota di provinsi itu sepanjang 2017.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Fionaliza di Padang, Jumat, mengatakan jumlah AKI tersebut mengalami peningkatan sebanyak lima kasus dibandingkan 2016 yang hanya 12 kasus.

Ia menyebutkan penyebab kematian ibu melahirkan di daerah itu yakni sebanyak 33,6 persen disebabkan perdarahan, 23,9 persen karena hipertensi dalam kehamilan dan faktor lainnya.

Sementara faktor 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat dan Terlalu banyak anak), kata dia merupakan salah satu penyebab meningkatnya AKI.

Ia menjelaskan hamil dan melahirkan pada usia yang terlalu muda yaitu di bawah 21 tahun akan berisiko bagi si ibu, dapat mengganggu kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Dalam umur yang terlalu muda tersebut fungsi organ reproduksi belum matang, sehingga memiliki risiko tinggi bagi ibu yang hamil dan melahirkan pada usia itu.

Sedangkan jika terlalu tua untuk hamil dan melahirkan juga berisiko perdarahan yang banyak ketika melahirkan. Hal itu disebabkan telah melemahnya organ dan fungsi reproduksi, yaitu pada usia di atas 35 tahun.

Jarak Kelahiran yang terlalu dekat dan terlalu banyak anak, jelasnya dapat mengganggu kesehatan dan mengancam nyawa seorang ibu.

Selain itu faktor tiga terlambat (3T) juga ikut menyumbang terhadap angka kematian ibu yakni terlambat mengambil keputusan, sehingga mengakibatkan seorang ibu terlambat mendapatkan penanganan medis.

"Di masyarakat kita saat ini, jika ingin merujuk ke rumah sakit, masih ada yang harus menunggu keputusan bersama," ujarnya.

Sehingga mengakibatkan terlambat sampai ke tempat rujukan dan terlambat mendapatkan penanganan.

Ia mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk menekan AKI di antaranya pemberian penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil melalui tenaga kesehatan, adanya desa siaga dan kerja sama lintas sektor.

"Karena untuk menekan AKI tidak hanya dapat dilakukan oleh Dinkes saja, tetapi membutuhkan kerja sama, misalnya dengan BKKBN dan pihak terkait lainnya," tambahnya. (*)