Pemuda diminta merawat persatuan bangsa

id Sumpah Pemuda

Pemuda diminta merawat persatuan bangsa

Sendratari Swargaloka menampilkan lakon Boedi Oetomo saat perayaan Sumpah Pemuda di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Minggu (30/10). (ANTARA FOTO/ Dhoni Setiawan/nz/11.)

Jakarta (Antaranews Sumbar) - Psikolog keluarga Alissa Wahid mengingatkan pemuda harus merawat persatuan bangsa agar persatuan yang telah terjalin semlama ini tidak terpecah.

"Saat ini kita hidup dalam kemajemukan, ada segala suku dan agama. Tetapi persatuan Indonesia itu tidak selamanya, kita butuh merawat persatuannya agar tidak terpecah," kata Alissa dalam Dialog Sumpah Pemuda di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta.

Dia mengatakan dalam sejarah Indonesia anak muda selalu mempunyai peran penting seperti pada peristiwa Sumpah Pemuda, diawali oleh pemuda seluruh nusantara untuk berkumpul membahas tentang kemerdekaan bangsa.

Tidak hanya itu dua hari sebelum 17 Agustus 1945, pemuda menculik pemimpin tokoh bangsa untuk mendesak mereka menyatakan kemerdekaan karena saat itu adalah kesempatan Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, begitu juga dengan peristiwa reformasi 1998 yang digerakan oleh para anak muda.

Alissa mengatakan saat ini Indonesia juga tengah menunggu dan memamnggil anak mudanya untuk ikut bekiprah membawa Indonesia menjadi elemen dunia yang besar dan jaya.

Teknologi yang canggih dan kemudahan mendapatkan informasi pada saat ini menurut Alissa justru bisa menjadi tantangan bagi para pemuda memajukan bangsa.

"Segala sesuatu menjadi lebih mudah sekarang, melalui jemari kita semua bisa langsung tersedia. Untuk itu dibutuhkan kemandirian dari kita dan panjang akal dalam menggunakan dan menerima informasi agar tidak terjebak dengan informasi hoax," kata dia.

Sementara itu Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan pernyataan Sumpah Pemuda yang dihasilkan pada 28 Oktober 1928 tersebut harus diperkuat dari waktu ke waktu.

"Putusan Kongres Pemuda II ada pernyataan bahwa apa yang disumpahkan itu (Sumpah Pemuda) dari waktu ke waktu mesti diperkuat dengan mengingat dasarnya yaitu sejarah," kata dia.

Dia mengatakan sejarah Indonesia dibangun dari berbagai suku bangsa dan agama, masyarakat yang berbeda-beda tersebut datang untuk berkumpul dan memilih untuk bersatu.

Untuk itu pada Kongres Pemuda II juga telah menyepakati bahwa persatuan yang terjalin juga harus dipupuk dengan kemauan, keingan dan kehendak untuk terus bersatu.

Menurut dia cara memupuk persatuan tersebut bisa dengan menyadari bahwa manusia hidup di dunia ini tidak dapat berjalan sendirian.

"Bangsa ini terlalu rumit untuk dipimpin satu golongan saja," kata dia.

Selain itu pada peristiwa 90 tahun silam itu juga menaytakan bahwa alasan mereka bersatu adalah kepanduan. (*)