Padang Panjang siapkan 10 kampung literasi

id Kampung Literasi,Kota Literasi,Padang Panjang

Padang Panjang siapkan 10 kampung literasi

Memanfaatkan perpustakaan keliling (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra.)

Padang Panjang (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, menyiapkan pembentukan 10 kampung literasi di satu kelurahan yaitu Kelurahan Sigando.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Padang Panjang, Alvi Sena di Padang Panjang, Jumat, mengatakan kelurahan tersebut adalah yang pertama mengajukan untuk diberi pendampingan setelah pihaknya menyosialisasikan kelurahan sebagai basis kegiatan literasi beberapa waktu lalu.

Menurutnya inisiatif warga di kelurahan itu menunjukkan semangat agar dapat berkembang karena kampung literasi juga tidak dapat dibentuk jika tidak ada kemauan dari warga.

"Literasi memiliki makna lebih luas tidak sekadar baca tulis, baca tulis saja bisa di bangku sekolah. Literasi di sini bermakna kemauan berkembang sehingga berdaya dan mampu mengangkat potensi diri," katanya.

Kampung literasi, ujarnya, akan menjadi wadah bagi warga berdiskusi karena akan dibantu buku-buku yang juga sesuai dengan potensi di lingkungan setempat.

Selain itu dengan literasi dapat menjadikan warga cermat dengan berbagai informasi yang tersebar dengan mudah lewat media sosial.

"Banyak kita temui hoaks. Bayangkan jika masyarakat tumbuh dalam lingkungan berita yang tidak jelas. Di sini peran literasi, masyarakat menjadi mau mencari tau, jika benar dapat dimanfaatkan dan jika salah tidak justru ikut menyebarluaskannya," katanya.

Ketua Forum Pegiat Literasi Padang Panjang, Muhammad Subhan menambahkan dari 10 kampung literasi yang disiapkan di 10 rukun tetangga (rt), tiga di antaranya dinilai sudah siap menjalankan program tersebut yaitu rt 6, 7, dan 9.

Di lingkungan itu di samping keinginan warga membentuk kampung literasi, sudah ada pojok baca dan sejumlah aktivitas berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat sudah berjalan.

Ia menyebutkan beberapa kekurangan yang masih perlu dipenuhi yaitu struktur kepengurusan saat ini masih digerakkan oleh satu atau dua orang, jumlah buku di pojok baca masih sedikit dan perlu tambahan rak buku serta perlu program literasi lebih banyak.

"Karena hal itu pendampingan dan arahan terus diberikan. Kampung literasi juga diberikan bantuan buku yang berasal dari program wakaf buku yang kami jalankan," katanya. (*)