Ini dia keunikan rumah gadang Solok Selatan yang menjadi daya tarik wisatawan

id Homstay Rumah Gadang

Ini dia keunikan rumah gadang Solok Selatan yang menjadi daya tarik wisatawan

Wisatawan dari Swiss foto bersama dengan Uda Solok Selatan Rifki dan pemilik salah satu Homstay Rumah Gadang di kawasan Saribu Rumah Gadang. (ist)

Takjub dengan keunikan ini, banyak pelancong dalam dan luar negeri yang mencoba sensasi menginap di rumah gadang
Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Keunikan rumah gadang yang terletak saling berdekatan dalam satu wilayah di kawasan Saribu Rumah Gadang menjadi salah satu yang paling disukai oleh wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Solok Selatan, Suamtera Barat.

"Takjub dengan keunikan ini, banyak pelancong dalam dan luar negeri yang mencoba sensasi menginap di rumah gadang," kata seorang pemilik Homstay Rumah Gadang di Solok Selatan, Neti di Padang Aro, Rabu.

Ia mengatakan selain keunikan rumah gadang, para wisatawan yang berkunjung juga sangat mengagumi adat istiadat warga setempat yang saling menghormati, dan hidup rukun dalam rumah gadang masing-masing.

Adapun tarif menginap di homstay rumah gadang semuanya sama, disesuaikan berapa kali pengunjung makan dalam satu hari.

Kalau pengunjung makan tiga kali sehari maka dikenakan biaya Rp250 ribu per orang, tetapi kalau makannya dua kali hanya Rp200 ribu.

Pengunjung kawasan saribu rumah gadang paling lama menginap di homstay baru selama empat malam.

Ia berharap pemerintah terus memberikan pembinaan kepada pengelola serta mempersiapkan fasilitas penunjang lainnya supaya ke depan kunjungan terus meningkat, dan pengunjung menikmatinya lebih nyaman.

Pegiat wisata Sumbar Yulnofrins Napilus mengatakan di kawasan saribu rumah gadang wisatawan bisa merasakan suasana rumah gadang yang berdiri sangat rapat satu sama lain dan tipenya sangat beragam.

Selain itu tidur di Homstay rumah gadang tidak di kamar, tetapi di tengah ruangan secara bersama, dan itu yang langka.

Akan tetapi bagi pengunjung yang ingin tidur di kamar juga bisa, tetapi keunikannya adalah bersama di ruang tengah, katanya.

Selain itu budaya makan orang Minang dengan duduk bersila, dan dihidangkan di ruang tengah juga sebuah budaya yang menjadi daya tarik.

"Tapi sekali lagi agar menjadi daya tarik lebih, berbagai atraksi budaya harus dibuat di saribu rumah gadang," ujarnya.

Menurut dia kalau hanya menginap saja, orang hanya akan coba sekali saja, tetapi dengan penampilan budaya mereka akan datang lagi berkunjung.

Hal ini katanya sesuai dengan ucapan Menteri Pariwisata yaitu orang berwisata itu 60 persen dipengaruhi oleh aspek budaya di destinasi, 35 persen karena keindahan alamnya, dan 5 persen hasil buatan manusia alias objek yang dibuat baru.

Sementara Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan, Yolni Hendra mengatakan selama libur lebaran 2018 pengunjung kawasan saribu rumah gadang yang terletak di Nagari Koto Baru mencapai 8.570 wisatawan.

"Untuk semua destinasi wisata masalah kebersihan masih menjadi kendala, dan ke depan kami akan terus membenahinya," kata dia.

Selain saribu rumah gadang, Solok Selatan juga memiliki destinasi wisata lainnya seperti pemandian air panas Hot Waterboom di Sapan Maluluang, serta Goa Batu Kapal di Sangir Balai Janggo, dan jalur pendakian Gunung Kerinci.

Dia mengatakan, saat libur lebaran 2018 kunjungan ke Goa Batu Kapal merupakan yang paling tinggi dibanding destinasi lainnya mencapai 17.650 orang, setelah itu Hot Waterboom 13.798 pengunjung.

Sedangkan bagi wisatawan yang memiliki minat body rafting juga bisa menikmatinya di destinasi Tubing Ducati di Pauah Duo.

"Jarak saribu rumah gadang dan tubing serta Hot Waterboom tidak terlalu jauh sehingga bisa dinikmati sekaligus," ujarnya. (*)