Proses imigrasi jamaah haji lebih cepat

id haji , embarkasi padang

Proses imigrasi jamaah haji lebih cepat

Calon haji Embarkasi Padang antre mengikuti proses geometrik di Asrama Haji Tabing Padang. (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Pada tahun lalu proses pemeriksaan imigrasi jamaah haji saat tiba di Tanah Suci memakan waktu hingga lima jam, sekarang hanya sekitar dua jam
Padang, (Antaranews Sumbar) - Kementerian Agama wilayah Sumatera Barat menyampaikan proses pemeriksaan imigrasi jamaah haji pada tahun ini lebih mudah dan cepat karena sebagian sudah dilaksanakan di Tanah Air.

"Pada tahun lalu proses pemeriksaan imigrasi jamaah haji saat tiba di Tanah Suci memakan waktu hingga lima jam, sekarang hanya sekitar dua jam," kata Kepala Kemenag Sumbar Hendri di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan untuk proses geometrik dan sidik jari dilakukan di Asrama Haji Tabing begitu jamaah masuk asrama.

"Ini menggembirakan, sebab jika dilakukan di Tanah Suci jamaah baru saja menempuh perjalanan selama sembilan jam, kemudian proses imigrasi makan waktu hingga lima jam, tentu kondisi jamaah menjadi amat lelah," katanya.

Ia mengatakan saat tiba di Bandara kedatangan jamaah haji hanya menjalani proses stempel dan pemeriksaan sidik jari oleh imigrasi setempat.

Hendri berharap kemudahan tersebut dapat meningkatkan kualitas ibadah jamaah sehingga tidak terlalu lelah dan kondisi kesehatan tetap terjaga.

Total calon jamaah haji yang berangkat melalui embarkasi Padang pada 2018 berjumlah 6.367 terdiri atas 17 kelompok terbang.

Dari 6.367 orang tersebut sebanyak 4.646 orang berasal dari Sumbar dan 1.641 orang Bengkulu serta didampingi 80 petugas haji, kata dia.

Selain itu inovasi lain adalah adanya kartu elektronik untuk mencari tahu rekam jejak kesehatan jamaah yang cukup dipindai oleh petugas.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang Bidang Kesehatan Hannie Masyitah menyampaikan pada tahun ini pihaknya menggunakan aplikasi telepon pintar untuk mendeteksi kondisi kesehatan calon jamaah haji.

"Jika pada tahun lalu menggunakan kartu manual , sekarang cukup menggunakan gawai kemudian menscrening kartu kesehatan elektronik milik jamah dan akan terbaca rekam medisnya," katanya.

Menurutnya penggunaan kartu tersebut jauh lebih efektif dan karena semua rekam medis dari awal sudah tersimpan.

Pada tahun lalu begitu jamaah tiba di Asrama Haji semuanya dilakukan pemeriksaan secara manual di poliklinik memakan waktu hingga tiga jam untuk satu kloter

Sekarang dengan aplikasi tersebut satu orang cukup makan waktu satu menit dan yang akan diperiksa khusus adalah wanita usia subur atau jamaah yang dicurigai menderita penyakit baru dirujuk ke poliklinik untuk pemeriksaan lebih lanjut, kata dia.

Selain itu pada tahun ini juga ada yang berbeda karena untuk bisa melunasi biaya calon haji harus melampirkan surat keterangan kesehatan dan baru bisa masuk asrama jika sudah mengikuti vaksin meningitis.

Jadi sejak awal dipastikan betul mencegah terjadinya kejadian jamaah sudah masuk asrama namun ternyata tidak bisa berangkat karena alasan kesehatan, kata dia. (*)