Lebaran 2018 - Nilai kebaikan identik dengan Idul Fitri

id lebaran

Lebaran 2018 - Nilai kebaikan identik dengan Idul Fitri

Mudik lebaran (Antara)

Fitrah manusia itu cenderung berbuat baik. Jadi, orang yang beridul fitri itu harus memiliki kecenderungan berbuat baik,
Medan, (Antaranews Sumbar) - Karakter dan perilaku menebarkan kebaikan sebagai substansi dan nilai utama yang indentik dengan Idul Fitri dan harus ditunjukan umat Islam di Tanah Air.

Sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, Dr Ansari Yamamah di Medan, Jumat, mengatakan sesuai dengan maknanya, Idul Fitri merupakan simbol perwujudan kesucian hati yang didapatkan melalui pengendalian melalui puasa Ramadhan.

Dengan kesucian hati yang diawali dengan puasa tersebut, umat Islam dilatih untuk mengendalikan sifat dan perilaku yang jauh dari nilai kebajikan.

Kesucian hati tersebut harus dapat dibuktikan dan direalisasikan dengan perilaku dan sikap yang cenderung dengan kebajikan.

"'Fitrah' manusia itu cenderung berbuat baik. Jadi, orang yang beridul fitri itu harus memiliki kecenderungan berbuat baik," katanya.

Selain dalam kehidupan beragama, kata Ansari, nilai fitri tersebut juga harus dapat diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan fitrah tersebut, umat Islam di Indonesia harus dapat menunjukkan ketaatan terhadap aturan dan sistem kehidupan.

Dengan demikian, proses ibadah pusaydalqm bulan suci Ramadhan mampu menghasilkan manusia yang berkomitmen dalam "hablum minallah" (menjaga hubungan dengan Allah) dan mampu memelihara "hablum minannas'" (menjaga hubungan dengan sesama manusia.

"Dengan semangat Idul Fitri, umat Islam tidak boleh keluar dari norma kehidupan dan aturan berbangsa dan bernegara," ujar alumni Leiden University Belanda itu.

Ia menambahkan, dari rangkaian ibadah dalam bulan suci Ramadhan, mulai dari mengendalikan hawa nafsu, anjuran bersedekah, hingga membayar zakat, umat Islam diingatkan bahwa dirinya bagian dari masyarakat.

Meski berpuasa hanya diperintahkan selama satu bulan, namun nilai substansinya dimaksudkan untuk menjadi pegangan bagi umat Islam selama hidupnya.

"Itu perlu dipahami, jangan seolah-olah ibadah menyebabkan kita tidak peduli dengan yang lainnya," ujar Ansari.(*)