Polisi: narapidana teroris yang tewas dalam baku tembak jarang pulang ke Agam

id Ferry Suwandi

Polisi: narapidana teroris yang tewas dalam baku tembak jarang pulang ke Agam

Kapolres Agam, Sumatera Barat, AKBP Ferry Suwandi. (Antara Sumbar/Yusrizal)

Sungaigaringiang, Padang Pariaman merupakan tempat kelahiran Beni, dan setelah itu dibawa orang tuanya ke Kampar, Riau
Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Kapolres Agam, Sumatera Barat, AKBP Ferry Suwandi mengatakan Beni Samsutrisno (32), narapidana teroris yang tewas dalam baku tembak dengan anggota Brimob di Rutan Salemba Depok, jarang pulang kampung sebelum ditangkap Densus 88 pada 24 Oktober 2017.

"Beni beserta istrinya inisial MT (41) dan dua anaknya hanya pulang ke kampung istrinya di Pintu Rimbo, Jorong Puduang, Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam beberapa kali saat Idul Fitri," katanya di Lubukbasung, Kamis.

Keterangan ini diperoleh dari pihak keluarga istri almarhum saat anggota polisi mendatangi rumahnya setelah Beni meninggal dunia dalam baku tembak dengan anggota Brimob.

Masih keterangan pihak keluarga, almarhum beserta istri diketahui merantau ke Kampar, Riau, setelah dua tahun anak pertamanya lahir.

Semenjak itu almarhum dan keluarga diketahui pulang ke kampung halaman beberapa kali saja saat Idul Fitri.

Semenjak Beni ditangkap Densus 88 di rumah kontrakannya di jalan Kopkar Jaya, Perumahan Gading Marpoyan, Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar pada 24 Oktober 2017, istrinya MT juga tidak pernah pulang ke kampung.

Namun saat ini keluarga istri almarhum sudah mengetahui kabar meninggalnya Beni, dan sudah merelakan kepergian menantunya itu.

Untuk lokasi pemakaman, pihaknya belum mengetahui dan berkemungkinan di Kampar, Riau, karena orang tua Beni sudah merantau ke daerah itu dari Sungaigaringiang, Padang Pariaman.

"Sungaigaringiang, Padang Pariaman merupakan tempat kelahiran Beni, dan setelah itu dibawa orang tuanya ke Kampar, Riau," katanya.

Sementara MT bertemu dengan Beni saat menjadi tenaga kerja Indonesia di Malaysia dan pada 2011, MT dan Beni menikah di Pintu Rimbo, Jorong Puduang, Nagari Bawan, dan pada 2013 mereka pindah ke Kampar Riau.

"Beni beserta istri memiliki dua kartu tanda penduduk elektronik, satu di Kampar dan satu di Agam," katanya.

Pada 24 Oktober 2017 Beni ditangkap anggota Densus 88 beserta tiga orang temannya yakni Wawan alias Abu Afif (42), Yoyok Handoko alias Abu Zaid (42) dan Handoko alias Abu Buchori di lokasi berbeda di Riau.

Ke empat teroris disebut jaringan Jamaah Ansor Daulah (JAD) yang berencana menyerang sejumlah kantor kepolisian di Pekanbaru, Riau.

Namun saat kerusuhan di Rutan Cabang Salemba, Kelapa Dua, Depok, Rabu (9/5), Beni tertembak pada bagian dada dan meninggal dunia. (*)