Dampak fenomena equinox masih terjadi, BMKG minta masyarakat waspadai bencana hidrologi (Video)

id HUjan Badai di Padang

Dampak fenomena equinox masih terjadi, BMKG minta masyarakat waspadai bencana hidrologi (Video)

Pengendara melewati jalan yang tergenang air di Jalan Kampung Nias V, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Senin (26/3). (Antarasumbar/Noviaharlina)

Bencana hidrologi itu seperti genangan air, banjir dan longsor
Padang, (Antaranews Sumbar) - Masyarakat Sumatera Barat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrologi akibat hujan deras yang mengguyur sejumlah daerah sejak Minggu (25/3), kata Pejabat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ketaping Padang Pariaman.

"Bencana hidrologi itu seperti genangan air, banjir dan longsor," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Samiadji di Padang, Senin.

Hujan lebat yang mengguyur sejak kemarin, katanya masih merupakan dampak dari fenomena equinox yang terjadi pada 23 Maret 2018 yang diperkirakan berdampak hingga hari ini.

Fenomena equinox adalah salah satu fenomena astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal Maret dan September.

Fenomena tersebut, kata dia mempengaruhi penguapan sehingga mengakibatkan hujan dengan intensitas yang cukup ekstrem. Oleh sebab itu ia meminta masyarakat agar mewaspadai bencana yang berpotensi terjadi seperti banjir dan longsor.

Pihaknya mengeluarkan peringatan dini potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di wilayah Kepulauan Mentawai di Siberut, Padang Pariaman di Kayu Tanam, Sicincin, Pauh Kambar, dan Lubuk Alung.

Selanjutnya Kota Padang di Koto Tangah, Padang Utara, Padang Barat, Padang Selatan, kemudian Pesisir Selatan di Tarusan, Painan, Batang Kapas, dan Air Haji.

"Serta dapat meluas ke wilayah Padang Panjang, dan sekitarnya," ujar dia.

Untuk suhu udara yakni 19-30 derajat celsius, kelembaban udara 70-100 persen dan angin berhembus dari barat daya menuju timur laut dengan kecepatan 20 kilometer per jam.

Budi mengimbau masyarakat agar berhati-hati ketika berkendara dan menyiapkan payung serta jas hujan ketika keluar rumah, dan juga mengindari jalan-jalan yang rawan pohon atau baliho tumbang.

Selain itu, ia menyampaikan pada Maret hingga Mei 2018 kondisi cuaca Sumbar dominan hujan, kemudian akhir Mei sampai awal Agustus kondisi atmosfer cenderung kering.

Sementara untuk cuaca di laut, BMKG Maritim Teluk Bayur memperkirakan adanya potensi gelombang hingga ketinggan 0,25 hingga 1,8 meter yang terjadi di Kepulauan Mentawai-Padang.

"Nelayan dan jasa transportasi laut diimbau agar mewaspadai hal itu," kata Prakirawan BMKG Maritim Teluk Bayur, Wuri Indri Astuti.

Pihaknya akan memperbaharui informasi jika terjadi perubahan cuaca di darat maupun wilayah perairan. (*)

Video: Novia Harlina