Berapa nilai tukar petani yang diupayakan Pemprov Jambi

id Petani

Berapa nilai tukar petani yang diupayakan Pemprov Jambi

Petani menanam padi. (Antara)

Upaya meningkatkan NTP itu dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi petani dan pembenahan irigasi
Jambi, (Antaranews Sumbar) - Gubernur Jambi, Zumi Zola menyebutkan pemerintah provinsi (pemprov) setempat terus mengupayakan Nilai Tukar Petani (NTP) di semua sektor di provinsi itu berada di atas seratus agar petani mendapat keuntungan atas panen yang hasilkannya.

"Jika NTP di atas seratus artinya petani untung dan itu yang terus kita upayakan. Karenanya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten tetap harus berjalan," kata Zola di Muarobungo, Jumat.

Dia mengatakan upaya meningkatkan NTP itu dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi petani dan pembenahan irigasi.

Saat panen padi sawah di Desa Sari Mulya, Kecamatan Jujuhan Ilir, Kabupaten Bungo itu, Zola mengatakan upaya pemerintah meningkatkan produktivitas padi di Jambi juga dimaksudkan untuk meningkatkan NTP dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Zola mengaku kedatangan dirinya ke Desa Sari Mulya untuk mengetahui langsung hasil panen petani padi sesungguhnya. Dimana di sentra padi itu diketahui tahun lalu petani setempat panen hingga 6,12 ton per hektare dan tahun ini meningkat menjadi 7,24 ton per hektare.

Selain itu kata Zola, bantuan Pemerintah Provinsi Jambi tahun 2018 khusus untuk Kabupaten Bungo itu diantaranya 10 unit traktor, dua unit mesin tanam padi, delapan unit pompa air, 20 power thresser dan lima unit alat panen padi.

Zola juga berterima kasih atas berbagai perhatian Kementerian Pertanian untuk daerah Jambi dalam meningkatkan produktivas pertanian di wilayanya itu.

Dia juga mengungkapkan ada asuransi untuk petani yang semua petani bisa ikut serta dengan membayar Rp36 ribu dan bisa mengklaim jika panen gagal dengan mendapat asuransi sebesar Rp6 juta.

Sementara itu Bupati Bungo, Mashuri mengatakan terdapat sekitar 2.300 hektare potensi sawah di Kecamatan Jujuhan Ilir yang saat ini juga menjadi lumbung padi Kabupaten Bungo.

"Di Sari Mulya dan Bukit Mulya saja ada seluas 1.150 hektare lahan padi. Memang beberapa tahun lalu produktivitas padi kita rendah karena irigasi Batanghari terhambat pembangunannya, sehingga banyak petani padi beralih ke kelapa sawit dan karet.

Namun kata Bupati Bungo, hal tersebut tidak menyurutkan langkah Pemerintah Kabupaten Bungo dengan kemauan petani untuk tetap semangat menanam padi sebagai upaya memenuhi kebutuhan daerah.

"Tapi sekarang irigasi Batanghari sudah baik, sawahnya luas sekali dan masyarakat kembali semangat menanam padi," katanya