Pimpinan ponpes diganti, santri mogok belajar

id Ponpes

Pimpinan ponpes diganti, santri mogok belajar

Suasana di Pondok Pesantren Sabilul Jannah, Kabupaten Pesisir Selatan. (ANTARA SUMBAR / Didi Someldi Putra)

Painan, (Antaranews Sumbar) - Seratusan santri Pondok Pesantren Sabilul Jannah di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mogok belajar sejak Senin (5/2) hingga hari ini terkait polemik penggantian pimpinan di pesantren itu.

Akibatnya, pada Selasa pagi dari tujuh kelas yang ada hanya satu kelas saja yang melaksanakan proses belajar mengajar, sementara pada kelas lainnya terlihat beberapa pelajar perempuan berbincang-bincang di luar ruangan.

Menurut pelajar itu, yang tidak mau disebutkan namanya, mogok belajar sudah berlangsung sejak Senin, kendati demikian masih ada beberapa yang hadir ke sekolah.

Mereka yang hadir tetap melangsungkan proses belajar mengajar karena guru-guru tetap hadir di pesantren.

Pelajar itu juga menyebutkan di Pesantren Sabilul Janah terdapat tujuh kelas, tiga kelas merupakan pelajar Madrasah Tsanawiyah atau setara SMP selanjutnya empat kelas merupakan pelajar Madrasah Aliyah atau setara SMA dan di masing-masing kelas terdapat sekitar 25 sampai 30 pelajar.

Sementara itu, tenaga operator di pesantren tersebut yang juga tidak mau disebutkan namanya mengatakan situasi saat ini sama dengan situasi kamarin namun pihaknya enggan berkomentar terkait persoalan yang terjadi.

Salah seorang alumni Pesantren Sabilul Jannah, Indra (25) menyebutkan pada Kamis (1/3) beberapa pelajar berunjuk rasa terkait pengangkatan pimpinan di pesantren tersebut yang dilakukan sepihak oleh yayasan, apalagi keputusan pengangkatan tidak sepakati oleh seluruh anggota yayasan.

Selain itu, sebutnya, hal itu juga dipicu karena pimpinan yang ditunjuk merupakan seorang perempuan yang bertentangan dengan kebiasaan pesantren dimana pemimpin haruslah laki-laki.

Terpisah, Kepala Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Sabilul Jannah, Kamis Suardi ketika dihubungi melalui telepon genggamnya mengatakan pihaknya saat ini belum bisa memberikan keterangan terkait persoalan yang terjadi.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Pesisir Selatan, Malikia ketika dihubungi untuk diminta konfirmasi terkait persoalan itu juga tidak mengangkat telepon genggamnya.

Terpisah, Asisten I Bidang Pemerintahan setempat, Gunawan mengatakan pihaknya segera menghubungi pejabat kantor Kementerian Agama setempat terkait permasalahan itu.

"Apapun yang terjadi di Pesantren Sabilul Janah kami menginginkan agar tidak berdampak terhadap proses belajar mengajar dan hal itu secepatnya kami bicarakan dengan pejabat Kantor Kementerian Agama," sebutnya.