Makan bajamba merekatkan kebersamaan peserta HPN

id makan bajamba,HPN 2018

Makan bajamba merekatkan kebersamaan peserta HPN

Tradisi makan khas Minangkabau, makan bajamba. (Dokumentasi Biro Humas Pemprov Sumbar) (Dokumentasi Biro Humas Pemprov Sumbar/)

Kamis malam (8/2) di pekarangan Museum Aditywarman Padang tampak tiga menteri duduk di atas meja panjang tempat makan bajamba digelar. Mereka adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Sosial Idrus Marham, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Prosesi makan secara adat itu memang tidak menggunakan kursi sebagai tempat duduk. Mereka hanya bersila dan bersimpuh bagi perempuan, di atas meja dengan tinggi sekitar 50 centimeter, duduk berjejer di tepi meja, sementara nasi dan lauk terletak di tengah.

Makan bajamba adalah tradisi adat Minangkabau yang melakukan makan secara bersama dengan duduk bersama, pada suatu tempat yang telah ditentukan.

Ketiga menteri kabinet kerja itu tampak lahap menyantap makanan yang terhidang di atas dulang, benda khas berbentuk bulat cembung pada makan bajamba.

Menurut Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, ada 300 dulang yang dihidangkan pada malam itu.

"Ada 300 dulang yang dihidangkan pada malam ini, satu dulang itu untuk makan enam orang," katanya.

Selain tiga menteri, makan bajamba juga diikuti Ketua DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim, Sekretaris Provinsi Sumbar Ali Asmar, Wali Kota Padang Mahyeldi, Ketua PWI Pusat Margiono, Ketua KPI Yuliandre Darwis.Kemudian delegasi dari perwakilan duta besar berbagai negara sahabat, wartawan, dan banyak peserta lain yang secara keseluruhan ditaksir 2.000 orang lebih.

Sebelum makanan disantap, para peserta yang di antaranya memakai pakaian adat, sempat disuguhi sejumlah penampilan musik serta tari adat ranah bundo.

Setengah jam sejak makan bajamba dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, ribuan peserta telah sibuk dengan piringnya masing-masing. Hingga hidangan di atas dulang itu ludes, dan rasa kenyang terasa mengganjal perut.

Setelah makan selesai, para peserta yang masih duduk di tempat makan semula mulai bercengkrama satu sama lain. Menghadirkan suasana keakraban yang terasa hangat.

Menurut Nasrul Abit, makan bajamba merupakan visual dari falsafah hidup demokratis yaitu musyawarah menjadi acuan dalam mengambil keputusan pada masyarakat minangkabau.

Hal itu tergambar dari falsafah bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat atau bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat.

"Beginilah cara pengambilan keputusan yang dijunjung tinggi di sini, keputusan adalah hasil musyawarah mufakat dari duduk bersama. Suatu praktek dari nenek moyang harus terus diterapkan," katanya.

Baca juga: Ribuan peserta HPN menikmati Makan Bajamba

Ketua PWI Pusat Margiono, dalam pidatonya memberikan komentar positif terhadap makan bajamba itu. Tak tanggung-tanggung, ia menyebut prosesi makan bersama yang baru saja dilakukan itu "edan". Karena saking tersanjung.

"Bisa saya katakan acaranya "edan". Karena begitu banyaknya masyarakat yang makan secara bersama-sama pada saat bersamaan, saya sangat mengapresiasi ini," katanya dengan bersemangat.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Sumbar serta panitia yang sudah menyiapkan kegiatan itu sedemikian rupa.

Komentar positif itu rupanya tidak hanya datang dari Ketua PWI, namun juga peserta lain. Salah satunya Putut Trihusodo, salah satu juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2017 kategori Indepth Reporting (media cetak). Baginya, kegiatan makan bajamba tersebut adalah prosesi yang memberikan pengalaman pertama bagi peserta.

"Kegiatan seperti ini memberikan first exprience bagi para tamu, ketika banyak orang makan secara bersama-sama di tempat yang sama. Ini bisa memberikan sensasi yang kuat, dan menarik orang untuk datang kembali," katanya.

Makan bajamba tersebut menurutnya memiliki keistimewaan dengan hadirnya kesan keakraban, jika dibanding makan bersama lain semisal pesta, atau restoran.

"Kesan akrab bisa dirasakan, karena saat makan bajamba seolah-olah jarak itu hilang. Berbeda ketika makan bersama di restoran," kata pria yang pernah bekerja di beberapa media seperti Tempo, Gatra, dan SCTV.

Meski makan bajamba sudah usai, sebagian besar para peserta masih bertahan di lokasi. Mata dan perhatian peserta yang sedang lesehan usai makan, ditarik menuju pentas yang berdiri tepat di hadapan tempat duduk.

Pandangan para peserta itu sedang dihibur oleh penampilan tari tradisional Minangkabau yaitu tari Pasambahan, dan tari Indang.

Naiknya penyanyi senior asal minangkabau Elly Kasim ke pentas setelah pertunjukkan tari, naik ke atas pentas.

Baca juga: Upiak Isil goyang Padang

Penyanyi yang telah menggelar konser tunggal bertajuk Menjulang Bintang 57 Tahun pada Juli 2017 lalu itu, berhasil memukau peserta dengan lagu yang dibawakan. Salah satunya adalah "Ayam Den Lapeh", yang begitu populer.

Penampilan Elly Kasim akhirnya menjadi penutup spesial dari rangkaian kegiatan makan bajamba malam itu.

Beragam Acara

Peringatan HPN 2018 yang digelar di Padang dimeriahkan oleh beragam acara meliputi kegiatan pameran seni rupa, olahraga, seminar, pelatihan, pengenalan pariwisata, pameran produk lokal, dan lainnya.

Wagub Sumbar Nasrul Abit, meski puncak perayaan HPN jatuh pada 9 Februari, namun rangkaian acara terkait HPN sudah dimulai sejak Desember 2017.

Baca juga: HPN 2018 momentum Sumbar perkenalkan "taste of Padang"

Ketua PWI Margiono berharap sesuai dengan tema HPN 2018 yaitu "meminang keindahan dipadang kesejahteraan" yang maknanya kira-kira pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat, kedatangan menteri akan memberikan dampak positif bagi daerah.

"Menjadi tuan rumah HPN selalu memberikan keuntungan bagi daerah. Itu pula yang diharapkan terjadi di Sumbar," ujarnya. (*)