"Makan Bajamba", budaya yang terus dilestraikan masyarakat Sungaipua Agam
Lubukbasung (ANTARA) - Masyarakat Sungaipua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat masih melestarikan "makan bajamba" atau makan secara bersama di satu tempat secara berkelompok saat hari besar agama Islam, upacara adat, pesta adat dan acara penting lainnya.
Tokoh Masyarakat Sungaipua, Ircon DJ di Lubukbasung, Kamis, mengatakan makan bajamba masih terlaksana saat hari besar agama Islam, upacara adat, pesta adat dan menjamu undangan saat mengunjungi masjid pada Ramadhan.
"Ini tradisi masyarakat Sungaipua dan masih dilestarikan," katanya saat menjamu Tim Safari Ramadhan Pemkab Agam di Masjid Raya Limo Kampuang Sungaipua, Rabu (8/5) malam.
Ia mengatakan hidangan yang disediakan berupa nasi putih, gulai tambusu, samba lado telur puyuh, kerupuk dan lainnya.
Hidangan itu disatukan ke talam yang telah disediakan dan dimakan secara bersama dengan duduk melingkar setiap wajan.
"Satu talam dengan jumlah orang empat sampai enam orang," tegasnya.
Makan bajamba mengandung makna yang mendalam, di mana tradisi makan bersama ini akan memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan status sosial.
Sementara itu, Camat Sungaipua, Syafrizal menambahkan tradisi makan bajamba masih kental di kecamatan tersebut.
Namun sistim penyajian makan bajamba setiap nagari cukup berbeda. Ada yang menyajikan nasi dengan wajan, kumpik atau tempat membawa barang yang terbuat dari anyaman daun pandan.
"Khusus di Nagari Sungaipua, nasi disimpan di dalam kumpik," katanya.
Asisten I Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik Sekretariat Agam, Rahman berharap tradisi ini tetap dijaga dan dipertahankan.
"Ini harus dilestarikan ke generasi penerus karena ini tradisi masyarakat Minangkabau," katanya.
Ia menambahkan pada Ramadhan tahun ini Pemkab Agam membentuk tim safari Ramadhan untuk mengunjungi 45 masjid dalam rangka menjalin hubungan silaturahmi dengan masyarakat.
Selain itu menyampaikan pesan agar menjaga kebersihan lingkungan, tingkatkan kewaspadaan kebakaran dan lainnya.
"Kita juga menyalurkan bantuan pembangunan masjid Rp10 juta per unit," katanya. (*)
Tokoh Masyarakat Sungaipua, Ircon DJ di Lubukbasung, Kamis, mengatakan makan bajamba masih terlaksana saat hari besar agama Islam, upacara adat, pesta adat dan menjamu undangan saat mengunjungi masjid pada Ramadhan.
"Ini tradisi masyarakat Sungaipua dan masih dilestarikan," katanya saat menjamu Tim Safari Ramadhan Pemkab Agam di Masjid Raya Limo Kampuang Sungaipua, Rabu (8/5) malam.
Ia mengatakan hidangan yang disediakan berupa nasi putih, gulai tambusu, samba lado telur puyuh, kerupuk dan lainnya.
Hidangan itu disatukan ke talam yang telah disediakan dan dimakan secara bersama dengan duduk melingkar setiap wajan.
"Satu talam dengan jumlah orang empat sampai enam orang," tegasnya.
Makan bajamba mengandung makna yang mendalam, di mana tradisi makan bersama ini akan memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan status sosial.
Sementara itu, Camat Sungaipua, Syafrizal menambahkan tradisi makan bajamba masih kental di kecamatan tersebut.
Namun sistim penyajian makan bajamba setiap nagari cukup berbeda. Ada yang menyajikan nasi dengan wajan, kumpik atau tempat membawa barang yang terbuat dari anyaman daun pandan.
"Khusus di Nagari Sungaipua, nasi disimpan di dalam kumpik," katanya.
Asisten I Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik Sekretariat Agam, Rahman berharap tradisi ini tetap dijaga dan dipertahankan.
"Ini harus dilestarikan ke generasi penerus karena ini tradisi masyarakat Minangkabau," katanya.
Ia menambahkan pada Ramadhan tahun ini Pemkab Agam membentuk tim safari Ramadhan untuk mengunjungi 45 masjid dalam rangka menjalin hubungan silaturahmi dengan masyarakat.
Selain itu menyampaikan pesan agar menjaga kebersihan lingkungan, tingkatkan kewaspadaan kebakaran dan lainnya.
"Kita juga menyalurkan bantuan pembangunan masjid Rp10 juta per unit," katanya. (*)