Silaturahmi Idul Fitri, makan bajamba meriahkan ziarah rumah gadang di Dharmasraya
Pulau Punjung (ANTARA) - Kaum Pasukuan Mandahiliang di Nagari Sikabau, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) menggelar makan bajamba dalam tradisi Ziarah Rumah Gadang dalam rangka merayakan Idul Fitri 1444 Hijriah.
Makan bajamba ziarah rumah gadang digelar di Rumah Gadang Dt Jati di Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung. Diikuti pucuk pimpinan suku Jamhur Dt Jati dan jajaran, kaum bundo kanduang, pemuda pemudi, dan masyarakat adat.
"Ini merupakan acara rutin yang digelar setiap tahunnya, adalah kesempatan baik sebagai sarana silaturahmi antara mamak, dan cucu kemenakan, kaum bundo kanduang, dan antar sesama," kata Pucuk Pimpinan Suku Mandahiliang, Jamhur Dt Jati di Pulau Punjung, Minggu.
Ia mengatakan dalam tradisi yang tetap lestari itu setiap kaum bundo kanduang atau ibu-ibu membawa rantang untuk acara makan bersama. Makan bajamba atau makan bersama dihidangkan dengan menu Khas Ranah Minang, seperti rendang, gulai ayam, dan hidangan lebaran lainnya.
Ia berharap tradisi tersebut tetap bertahan di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat, dan jangan disiakan-disiakan karena hanya datang sekali dalam setahun.
Ia berharap keluarga besar suku tetap solid dan kompak, kemudian tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan yang dapat mengadu domba antara masyarakat, karena kehidupan di tengah masyarakat akan saling berhubungan untuk itu silaturahmi harus tetap dijaga ke depannya.
Dalam kesempatan itu, Dt Jt mengatakan saat ini adalah tahun politik, menyongsong Pemilu 2024 mendatang juga mengajak masyarakat kaum adat jangan sampai terpecah belah hanya karena soal beda pandangan atau beda pilihan.
"Saya berharap di tahun politik jangan sampai memecah kekompakan antara sesama. Mari kita tanamamkan untuk tetap bersatu dan kuat, sakit senang hendaknya dalam kebersamaan," katanya.
Ia mengatakan Ziarah Rumah Gadang adalah acara puncak dari beberapa rangkaian tradisi tahunan keluarga besar pasukuan Mandahiliang menyambut lebaran dan puasa, sebelumnya ada takbiran dan halal bi halal menyambut Ramadhan.
Di samping itu, ia juga berpesan kepada orang tua supaya mengingatkan anak-anaknya agar menghindari kegiatan yang tidak bermanfaat dan tidak sesuai adat istiadat.
"Ingatkan anak-anak, cucu, dan keponakan kita akan pentingnya pengetahuan ilmu adat, ilmu agama dan budi pekerti, jangan sampai terjerumus pada kegiatan yang menyimpang, sebab kita boleh mengikuti zaman tapi jangan termakan oleh zaman," jelasnya.
Sementara, Wali Nagari (Kepala Desa Adat) Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Abdul Razak menambahkan tradisi ziarah rumah gadang juga dilaksanakan enam suku adat yang ada di nagari itu. Diantaranya Suku Malayu, Suku Patapanag Ateh, Suku Patapang Bawuah, Suku Tigo Nini, Suku Piliang, dan Mandahiliang.
"Saya berharap masyarakat Nagari Sikabau dapat menjadikan momentum ziarah rumah gadang sebagai sarana bersilaturahmi dan saling memaafkan antara sesama di bulan yang Indah ini," katanya.
Makan bajamba ziarah rumah gadang digelar di Rumah Gadang Dt Jati di Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung. Diikuti pucuk pimpinan suku Jamhur Dt Jati dan jajaran, kaum bundo kanduang, pemuda pemudi, dan masyarakat adat.
"Ini merupakan acara rutin yang digelar setiap tahunnya, adalah kesempatan baik sebagai sarana silaturahmi antara mamak, dan cucu kemenakan, kaum bundo kanduang, dan antar sesama," kata Pucuk Pimpinan Suku Mandahiliang, Jamhur Dt Jati di Pulau Punjung, Minggu.
Ia mengatakan dalam tradisi yang tetap lestari itu setiap kaum bundo kanduang atau ibu-ibu membawa rantang untuk acara makan bersama. Makan bajamba atau makan bersama dihidangkan dengan menu Khas Ranah Minang, seperti rendang, gulai ayam, dan hidangan lebaran lainnya.
Ia berharap tradisi tersebut tetap bertahan di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat, dan jangan disiakan-disiakan karena hanya datang sekali dalam setahun.
Ia berharap keluarga besar suku tetap solid dan kompak, kemudian tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan yang dapat mengadu domba antara masyarakat, karena kehidupan di tengah masyarakat akan saling berhubungan untuk itu silaturahmi harus tetap dijaga ke depannya.
Dalam kesempatan itu, Dt Jt mengatakan saat ini adalah tahun politik, menyongsong Pemilu 2024 mendatang juga mengajak masyarakat kaum adat jangan sampai terpecah belah hanya karena soal beda pandangan atau beda pilihan.
"Saya berharap di tahun politik jangan sampai memecah kekompakan antara sesama. Mari kita tanamamkan untuk tetap bersatu dan kuat, sakit senang hendaknya dalam kebersamaan," katanya.
Ia mengatakan Ziarah Rumah Gadang adalah acara puncak dari beberapa rangkaian tradisi tahunan keluarga besar pasukuan Mandahiliang menyambut lebaran dan puasa, sebelumnya ada takbiran dan halal bi halal menyambut Ramadhan.
Di samping itu, ia juga berpesan kepada orang tua supaya mengingatkan anak-anaknya agar menghindari kegiatan yang tidak bermanfaat dan tidak sesuai adat istiadat.
"Ingatkan anak-anak, cucu, dan keponakan kita akan pentingnya pengetahuan ilmu adat, ilmu agama dan budi pekerti, jangan sampai terjerumus pada kegiatan yang menyimpang, sebab kita boleh mengikuti zaman tapi jangan termakan oleh zaman," jelasnya.
Sementara, Wali Nagari (Kepala Desa Adat) Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Abdul Razak menambahkan tradisi ziarah rumah gadang juga dilaksanakan enam suku adat yang ada di nagari itu. Diantaranya Suku Malayu, Suku Patapanag Ateh, Suku Patapang Bawuah, Suku Tigo Nini, Suku Piliang, dan Mandahiliang.
"Saya berharap masyarakat Nagari Sikabau dapat menjadikan momentum ziarah rumah gadang sebagai sarana bersilaturahmi dan saling memaafkan antara sesama di bulan yang Indah ini," katanya.