Wagub instruksikan masyarakat lindungi penyu

id Penyu

Wagub instruksikan masyarakat lindungi penyu

Anak penyu. (Antara)

Semua elemen masyarakat memiliki tugas untuk tetap menjaga dan melestarikan penyu, jika persoalan seperti perburuan telur penyu terus dilakukan ini merupakan sebuah persoalan besar ke depannya,
Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengimbau masyarakat pesisir terus melestarikan dan menjaga keberlangsungan penyu sebagai salah satu hewan yang dilindungi undang-undang.

"Semua elemen masyarakat memiliki tugas untuk tetap menjaga dan melestarikan penyu, jika persoalan seperti perburuan telur penyu terus dilakukan ini merupakan sebuah persoalan besar ke depannya," kata dia, di Pariaman, Minggu.

Apalagi katanya, penyu sudah termasuk hewan yang langka sehingga perlu upaya sadar lingkungan oleh semua masyarakat terutama di daerah pesisir dalam menyelamatkannya.

Dia juga mengimbau masyarakat yang mendiami sebuah pulau atas dasar tanah ulayat agar memperhatikan keberlangsungan penyu seperti tidak mengkonsumsi telurnya.

"Penyu merupakan salah satu biota laut yang perlu dijaga kelestariannya, sehingga keberlangsungan hidupnya terus terjamin," katanya.

Khusus Kota Pariaman ujar dia, pemerintah provinsi turut mengapresiasi karena memiliki peran besar dalam membantu penyelamatan hewan tersebut dengan membangun konservasi penyu.

Bahkan kata dia, pemerintah juga telah menganggarkan biaya adopsi kepada masyarakat yang menemukan telur penyu untuk diserahkan kepada konservasi penyu.

Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kota Pariaman, telah menginkubasi sebanyak 5.170 butir telur penyu dari Januari hingga Desember 2017.

"Dari jumlah inkubasi tersebut sekitar 70 persen berhasil menetas dan sisanya gagal akibat beberapa faktor," kata staf pengelola KKPD Pariaman Heria Nanda Putra.

Ia mengatakan jika dibandingkan data inkubasi 2016, terjadi penurunan jumlah butir telur penyu yang mencapai 23 ribu diperoleh dari berbagai titik.

Penurunan jumlah inkubasi telur penyu pada 2017 diperkirakan akibat beberapa faktor diantaranya musim peneluran dan masih belum maksimalnya kesadaran masyarakat dalam menyelamatkan telur satwa langka tersebut.

Bahkan kata dia, sejak periode 2017 KKPD Pariaman mencatat hanya dua kali menerima dan mendapatkan telur penyu di kawasan Pulau Kasiak yang dijadikan sebagai salah satu penangkaran alami.

"Hanya dua kali saja petugas KKPD menerima dari penjaga pulau, satu sarang itu berkisar 80 hingga 100 butir telur ini cukup menjadi pertanyaan," kata dia.

Padahal kata dia, rentan waktu Januari hingga Juni 2016 pihak KKPD Pariaman berhasil menyelamatkan sebanyak 2.757 butir telur penyu namun hingga Desember 2016 proses inkubasi dari pulau itu ditunda karena memasuki masa peralihan kewenangan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

"Jumlah 2.757 butir telur tersebut baru sampai bulan Juni, diperkirakan hingga akhir 2016 masih banyak lagi sehingga menjadi sebuah pertanyaan hanya dua sarang saja dari Pulau Kasiak," ujar dia.

Ia mengatakan hasil telur penyu yang diinkubasi oleh KKPD merupakan monitoring ke lapangan dan yang diselamatkan oleh masyarakat di kawasan pesisir.

"Untuk data 2017 sekitar 90 persen itu merupakan hasil penyelamatan oleh masyarakat dan 10 persen dari petugas KKPD Pariaman," katanya.

Setiap butir telur telur penyu yang didapatkan oleh masyarakat dan diantarkan ke KKPD Pariaman akan diganti biaya adopsi sebesar Rp3.000. (*)