HIPMI: Perbankan Perlu Formulasi Agunan Era Digital

id HIPMI SUMBAR

HIPMI: Perbankan Perlu Formulasi Agunan Era Digital

Ketua Umum BPP HIPMI Bahlil Lagadalia (kiri), usai melantik pengurus Hipmi Sumbar periode 2017-2020 di Padang, Senin (18/12). ( ANTARA Sumbar/Fathul Abdi)

Padang, (Antara Sumbar) - Ketua Umum (Ketum) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia, mengharapkan perbankan menghadirkan formulasi baru terkait agunan pembiayaan pada era digital saat ini.

"Pada era digital sekarang perbankan harus menghadirkan formulasi pemberian pinjaman yang agunannya tidak lagi memandang kepada aset. Hal itu akan menjadi kendala bagi pelaku ekonomi kreatif serta usaha berbasis digital," kata Bahlil Lahadalia, di Padang, Senin (18/12).

Karena, pelaku ekonomi kreatif akan kesulitan ketika dihadapkan pada jaminan berupa aset. Mengingat usaha demikian bertitik berat pada keterampilan dan pemikiran.

"Inilah tugas HIPMI ke depan, mendorong hadirnya formulasi tentang pinjaman itu oleh perbankan," katanya.

Ia mengatakan hal itu untuk menunjang upaya pemerintah yang terus melakukan langkah mempermudah permodalan.

Seperti menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 22 persen per tahun menjadi sembilan persen per tahun, dan dicanangkan pada 2018 turun menjadi tujuh persen.

Hal ini, katanya, akan meningkatkan daya saing para pelaku ekonomi kreatif di era digital. Sehingga bisa berusaha secara mandiri dan tidak selalu digaet oleh investor luar negeri.

"Pengusaha besar luar negeri sudah terbiasa dengan aplikasi dan ekonomi kreatif, sementara kita belum banyak yang fokus untuk menampung pelaku-pelaku usaha ini, akhirnya diakuisisi. Ini harus jadi perhatian," katanya.

Ia menyebutkan era digital tidak bisa dihindari dan kedatangannya mengubah pola kehidupan, salah satunya pola belanja masyarakat.

Sebelumnya, kedatangan Bahlil Lahadalia ke Padang untuk melantik pengurus Hipmi Sumbar periode 2017-2030, dengan Ketua Umum M Iqra Chissa. (*)