Arosuka, (Antara Sumbar) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat (Sumbar) memberikan edukasi dan sosialisasi penanaman bibit bawang merah melalui biji kepada petani.
Kepala BPTP Sumbar, Chandra Indrawanto diwakili Kabid Kerja Sama Pelayanan Pengkajian Ismon di Taman Sains Pertanian Arosuka, Selasa (12/12) mengatakan TSP merupakan labor lapangan dan wahana untuk edukasi pertanian kepada petani, mahasiswa, dan masyarakat lainnya.
"Pada hari ini kita mengedukasi petani bawang di Solok tentang teknologi proliga (program lipat ganda) bawang merah dengan benih asal biji TSS(True Seed of Shallot)," ujarnya.
Teknik pembibitan TSS dapat mengantisipasi kebutuhan bibit umbi yang banyak menjadi lebih efisien dengan biji, dengan satu hektar dapat menghasilkan sekitar 150 kilogram biji.
Karena menggunakan bibit biji lebih tahan lama, tidak cepat kisut, tidak memerlukan tempat penyimpanan yang luas, dan lebih tahan lama dari bibit umbi.
Dengan program bibit bawang merah dari biji dapat menghemat biaya produksi benih jauh lebih murah dan dengan hasil panen hingga dua sampai tiga kali lipat.
TSP menjadi tempat diseminasi teknologi Balitbang, yang sesuai untuk kebutuhan tanaman di Sumbar ada di TSP. Pengembangan bibit bawang merah ini karena Alahan Panjang, Solok, dijadikan sentra bawang merah Sumatera.
Sementara untuk kedepannya juga akan dikembangkan tanaman jagung, kentang dan lainnya yang menjadi komoditi Kabupaten Kota di daerah Sumbar.
Kegiatan ini diikuti 30 orang petani dari lima kecamatan yaitu Lembah Gumanti, Danau Kembar, Lembang Jaya, Hiliran Gumanti, dan Gunung Talang dengan pemateri pembibitan bawang melalui TSS, Prof. Wandi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Admaizon mengatakan penduduk daerah tersebut 40 persen merupakan petani dari sekitar 400.000 penduduk.
"Jadi, kita sangat berterimakasih dengan teknologi yang dikembangkan BPTP Sumbar dengan pembibitan bawang melalui TSS yang tentunya akan memudahkan petani," ujarnya.
Ia berharap petani dapat mengaplikasikan teknologi bibit biji TSS untuk ditanam di lahan masing-masing sehingga dapat meningkatkan produksi dan tentu menguntungkan petani tersebut.
Sedangkan perwakilan Kapuslitbang Idha Widi Arsanti mengatakan Kabupaten Solok yang didorong Menteri Pertanian sebagai lumbung bawang merah Sumatera Barat harus dapat mencapai swasembada bawang merah dan mengekspor ke negera lain.
"Untuk menambah produksi, tentu harus menambah luas lahan tanam bawang merah sehingga bisa memenuhi target," ujarnya.
Jadi, jika hasil produksi bawang merah melimpah masyarakat juga harus dapat mengolah menjadi barang lain yang bernilai jual tinggi sehingga tetap menghasilkan bagi petani. (*)
Berita Terkait
Harga bawang merah di Salatiga masih tinggi
Jumat, 19 April 2024 16:58 Wib
Xavi : Kartu merah Araujo mengubah segalanya
Rabu, 17 April 2024 9:05 Wib
Pasar murah komoditas cabai merah di Padang
Senin, 18 Maret 2024 12:46 Wib
Pemprov Sumbar akan Gelar Pasar Murah Cabe Merah dengan Harga Rp60 Ribu/Kg
Minggu, 17 Maret 2024 11:15 Wib
Panen bawang merah di Cirebon
Kamis, 7 Maret 2024 15:02 Wib
Serangan udara baru AS-Inggris targetkan Houthi di Yaman
Selasa, 5 Maret 2024 9:02 Wib
Pemkab Pasaman Barat teliti inovasi air batang sawit bisa jadi gula merah
Sabtu, 24 Februari 2024 15:56 Wib
Dinas Pangan Sumbar catat harga cabai merah naik signifikan
Senin, 19 Februari 2024 18:54 Wib