Padang, (Antara Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat indeks tendensi konsumen di daerah itu pada triwulan II 2017 mencapai 109,67 atau naik dibandingkan triwulan sebelumnya yakni 99,93.
"Naiknya indeks tendensi konsumen disebabkan naiknya indeks variabel pembentuk, yaitu pendapatan rumah tangga yang memiliki indeks 112,42," kata Kepala BPS Sumbar, Sukardi di Padang, Senin.
Ia menjelaskan indeks tendensi konsumen adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan BPS melalui survei tendensi konsumen menggambarkan kondisi ekonomi pada triwulan berjalan.
Lebih lanjut, ia menambahkan dalam melaksanakan survei dilakukan secara panel antara triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.
Pelaksanaan survei dilakukan di Kabupaten Agam, Kota Padang, Kota Solok dan Kota Bukittinggi dengan jumlah sampel 28 blok sensus, ujar dia.
Ia memaparkan naiknya indeks tendensi konsumen disebabkan dua faktor pembentuk yakni pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga menurun dari 102,08 pada triwulan I menjadi 102,00 saat triwulan II 2017.
Kemudian variabel volume atau frekuensi konsumsi rumah tangga yang meningkat dari 108,87 menjadi 112,83 pada triwulan II.
Sementara Indeks Tendensi Konsumen Sumbar pada triwulan III 2017 diperkirakan sebesar 102,63 yang berarti kondisi ekonomi mengalami peningkatan dan tingkat optimistis konsumen diperkirakan menurun dibandingkan triwulan II 2017.
Pada sisi lain, katanya ekonomi provinsi itu pada triwulan II 2017 tumbuh 5,32 persen atau mengalami kenaikan 0,41 dibandingkan triwulan sebelumnya hanya 4,91 yang disokong oleh lapangan usaha dan jasa lainnya.
"Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh seluruh lapangan usaha informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,67 persen, diikuti jasa lainnya 9,08 persen dan penyediaan akomodasi makan minum 8,54 persen," katanya.
Ia menjelaskan struktur pertumbuhan ekonomi Sumbar triwulan II 2017 disebabkan oleh tiga kategori yakni pertanian, kehutanan dan perikanan 23,80 persen, perdagangan besar, eceran dan reparasi sepeda motor 14,86 persen dan transportasi serta pergudangan 13,09 persen.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi triwulan II adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 1,10 persen, diikuti transportasi 0,98 persen serta perdagangan 0,94 persen.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi tersebut juga karena angkutan udara tumbuh signifikan dan meningkatnya konsumsi rumah tangga, kegiatan lembaga keagamaan serta konsumsi pemerintah karena adanya momentum puasa dan lebaran. (*)
Berita Terkait
BI: TPID harus bekerja keras kendalikan inflasi Sumbar
Kamis, 4 April 2024 11:15 Wib
BPS pastikan Sumbar tidak miliki hubungan dagang dengan Israel
Selasa, 2 April 2024 3:48 Wib
BPS jelaskan penyebab inflasi Pasaman Barat capai 5,90 persen
Senin, 1 April 2024 16:02 Wib
Kemenkumham Sumbar-BPS Sumbar Gelar Evaluasi Pelaksanaan SPAK-SPKP
Jumat, 15 Maret 2024 20:39 Wib
Kanwil Kemenkumham-BPS Sumbar Evaluasi Pelaksanaan SPAK-SPKP
Jumat, 15 Maret 2024 11:57 Wib
Bank Indonesia: Inflasi Sumbar masih terkendali melalui kinerja TPID
Sabtu, 2 Maret 2024 14:40 Wib
Wisatawan asal Malaysia dominasi kunjungan ke Sumatera Barat
Sabtu, 2 Maret 2024 5:26 Wib
Sumbar impor bahan bakar mineral senilai Rp479 miliar
Sabtu, 2 Maret 2024 5:26 Wib