Padang, (Antara Sumbar) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai industri jasa keuangan di Sumatera Barat tumbuh cukup baik pada 2016 ditandai dengan perkembangan sektor perbankan, industri jasa keuangan nonbank dan pasar modal yang positif.
"Total aset perbankan meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar sebesar 7,22 persen yaitu dari Rp55,38 triliun menjadi Rp59,38 triliun dengan market share (pangsa pasar) perbankan terhadap nasional sebesar 0,90 persen," kata Kepala Kantor OJK Sumbar, Indra Yuheri di Padang, Senin.
Ia menyampaikan hal itu pada pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan 2017 dan pengukuhan satgas waspada investasi, dengan tema Menjaga Stabilitas Sektor Keuangan dan Membangun Optimisme Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.
Ia menyampaikan pertumbuhan total aset dipengaruhi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 5,78 persen dari Rp34,33 triliun menjadi Rp36,31 triliun, sedangkan dari sisi kredit tumbuh sebesar 7,60 persen yaitu dari Rp42,46 triliun menjadi Rp45,68 triliun.
Kemudian kredit UMKM tumbuh sebesar 2,86 persen dari Rp13,64 triliun pada 2015 menjadi Rp14,03 triliun pada 2016.
Kualitas kredit cukup baik tercermin dari rasio NPL dijaga pada level dibawah 5 persen yaitu sebesar 2,94 persen menurun dibandingkan tahun sebelumnya 3,06 persen, ujarnya
Selain itu fungsi intermediasi perbankan relatif terjaga yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) bank umum sebesar 127,24 persen dan bank perkreditan rakyat sebesar 89,61 persen.
Sementara untuk sektor industri keuangan non bank jumlah pembiayaan mencapai sebesar Rp4,79 triliun, atau tumbuh 14,18 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tidak hanya itu jumlah perusahaan dana pensiun memiliki total aset sebesar Rp1,32 triliun dan jumlah investasi sebesar Rp1,28 triliun.
Selanjutnya, jumlah penyertaan Perusahaan Dana Ventura sebesar Rp112,45 miliar atau tumbuh sebesar 10,26 persen dari periode sebelumnya.
Sedangkan pada sektor pasar modal total investor pada Desember 2016 sebanyak 7.989 investor dengan total transaksi mencapai Rp165.50 miliar, kata dia.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat pertumbuhan ekonomi provinsi itu pada 2016 mencapai 5,26 persen atau sedikit melambat dibandingkan 2015 yang tumbuh 5,52 persen.
"Melambatnya pertumbuhan ekonomi Sumbar 2016 dibandingkan 2015 disebabkan dampak musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh hanya 1,05 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi. (*)
Berita Terkait
OJK-Unand edukasi mahasiswa terkait literasi keuangan digital
Selasa, 5 Maret 2024 21:06 Wib
OJK: Nilai aset kripto pada 2024 mencapai Rp48,82 triliun
Senin, 4 Maret 2024 20:36 Wib
BPD Sumbar : Syarat pinjaman KUR 2024 tidak rumit
Jumat, 26 Januari 2024 13:39 Wib
OJK sumbar sosialisasikan Undang-undang penguatan sektor jasa keuangan
Sabtu, 9 Desember 2023 19:53 Wib
Pemkot Bukittinggi terima penghargaan OJK terbaik akses keuangan di Sumbar
Minggu, 29 Oktober 2023 15:02 Wib
OJK catat jumlah investor di Sumbar tumbuh 21,16 persen
Jumat, 27 Oktober 2023 11:47 Wib
OJK Sumbar: sektor jasa keuangan Sumbar stabil hingga akhir Juli
Selasa, 19 September 2023 18:27 Wib
OJK Sumbar: investor muda dominasi industri pasar modal
Selasa, 5 September 2023 4:38 Wib