Penyuluh Diminta Lihai Carikan Peluang Pasar Hasil Pertanian

id hasil pertanian

Lubuk Basung, (Antara Sumbar) - DPRD Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menginginkan penyuluh untuk mencarikan lokasi pemasaran hasil pertanian dan perkebunan sehingga harga akan stabil.

"Kami menginginkan para penyuluh tidak saja memberikan materi tentang bercocok tanam yang baik, tetapi harus mencarikan lokasi pemasaran agar mereka tidak tergantung dengan pedagang perantara atau tengkulak," kata anggota DPRD Agam, Noveri Edios di Lubuk Basung, Jumat.

Menurunya penyuluh memiliki banyak relasi untuk mencarikan lokasi pemasaran tersebut dan mereka juga mengetahui jumlah produksi jagung, pinang, coklat dan lainnya di masing-masing kecamatan.

Dengan cara itu, penyuluh bisa memberikan informasi kepada pedagang atau distributor, sehingga mereka bisa menampung semua hasil pertanian dan perkebunan di Agam.

"Apabila ini terwujud, maka harga akan stabil dan petani akan sejahtera," katanya.

Ia mengakui, selama ini para petani menjual hasil pertanian dan perkebunan mereka ke pedagang perentara dengan harga cukup rendah sekitar Rp2.000 sampai Rp4.000 perkilogram untuk harga pinang, jagung sekitar Rp4.000 sampai Rp5.000 per kilogram dan lainnya.

Selain itu, ada sebagian petani menjual ke pedagang di Batu Basa, Kabupaten Padang Pariaman.

"Untuk membawa hasil pertanian dan perkebunan ini, mereka mengeluarkan biaya trasportasi," katanya.

Pelaksana tugas (Plt) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4K2P) Agam, Zulfren menambahkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan penyuluh untuk membahas ini.

Selain itu, BP4K2P Agam juga membuat Pusat Informasi Agribisnis (PIA) guna memetakan luas lahan, jenis produksi, berapa produksi di masing-masing kecamatan.

"Dengan adanya PIA, maka pedagang dengan mudah mendapatkan informasi hasil pertanian dan perkebunan," katanya.

Jumlah penyuluh di Agam sebanyak 133 orang yang tersebar di 16 kecamatan. (*)