Kadin : Industri Sumbar Perlu Tiru "Monozukuri" Jepang

id Kadin

Padang, (Antara) - Kepala Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sumatera Barat (Sumbar), Asnawi Bahar mengatakan bahwa industri kecil dan menengah di provinsi tersebut perlu meniru semangat pantang menyerah atau "Monozukuri" orang asal Jepang.

"Industri di Jepang awalnya kecil namun berkat semangat pantang menyerah atau Monozukuri akhirnya menjadi multinasional dengan keuntungan berkali lipat ini cocok diterapkan di Sumbar," katanya saat menjadi narasumber kegiatan Seminar Monozukuri yang digagas Konjen Jepang, di Padang, Rabu.

Dia mencontohkan salah satu bentuk Monozukuri ini saat berkunjung ke Jepang beberapa waktu lalu.

Industri mobil dengan merk Toyota, tambah dia, yang saat ini telah menjadi salah satu perusahaan tersohor awalnya hanya berupa industri kecil yang bergerak di bidang tekstil atau pemintalan benang.

Bahkan sang pendiri yakni Toyota merupakan anak dari keluarga miskin yang usaha awalnya tersebut tidak banyak meraup keuntungan. Akan tetapi berkat kerja keras, semangat dan motivasi yang dikenal dengan Monozukuri, Toyota tumbuh menjadi sebuah perusahaan besar yang saat ini mendunia.

"Capaian orang Jepang ini bisa juga menyukseskan Industri di Sumbar," katanya.

Menurutnya beberapa industri kecil prioritas seperti industri makanan ringan, industri tekstil, kakao bisa berkembang dengan semangat Monozukuri tersebut.

Hal ini mengandung arti pelaku usaha tersebut memiliki banyak ilmu, terampil dalam teknologi, kreatif dan memiliki motivasi yang kuat dalam menciptakan berbagai produk.

Sebagai contoh, ujar dia, dalam mencari pangsa pasar dan menguasai pasar tentunya harus didukung oleh penguasaan ilmu dan teknologi yang mumpuni. Untuk itu disinilah perlunya pengusaha memiliki ilmu yang lengkap dalam hal berniaga.

"Monozukuri tidak hanya untuk satu pribadi saja namun juga dukungan menyeluruh," tambahnya.

Bila pelaku usaha telah memiliki empat kemampuan tersebut, tinggal saja dukungan dari pemerintah untuk memudahkan dalam usaha.

Salah satu terobosan baru yang telah dimunculkan pemerintah yakni menghapuskan perizinan Amdal untuk industri kecil, hal ini perlu dimanfaatkan pelaku usaha mengembangkan usahanya, ujarnya.

Senada dengan Asnawi, Konjen Jepang Indonesia, Hirofumi Morikawa mengatakan bahwa Sumbar memiliki potensi perdagangan cukup besar selain juga memiliki sumber daya alam yang cukup.

Dengan Monozukuri, perniagaan ini dapat dikembangkan menjadi suatu usaha yang besar, katanya. (*)