Batusangkar, (AntaraSumbar) - Pemerintah pusat mengharapkan sistem tanam padi Salibu yang dikembangkan petani dan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar dapat meningkatkan produksi padi untuk mencapai swasembada pangan.
"Kita perlu melakukan inovasi untuk selalu meningkatkan hasil pertanian seperti sistem tanam padi Salibu sehingga diharapkan dapat membantu swasembada beras ke depan, tidak hanya lokal namun juga secara nasional," kata Ketua Tim Penilai Nasional Hari Abdi Bakti Tani Mardianis di Batusangkar, Jumat.
Ia mengatakan, penilaian yang dilakukan saat ini merupakan ajang pembinaan untuk memotivasi petani dan petugas penyuluh pertanian di bidang pertanian.
Pemerintah sangat mengapresiasi inovasi sistem tanam padi Salibu yang dilakukan petani di Kecamatan Pariangan, Tanah Datar ini.
Sementara Plt Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tanah Datar Khairudin mengatakan inovasi tanam padi Salibu saat ini sudah dikenal di nusantara bahkan pemerintah Jepang pun sudah berkunjung ke Pariangan untuk mempelajari apa itu Padi Salibu.
Ia menyebut pemerintah daerah terus mengembangkan penerapan teknologi padi salibu yang sudah terbukti mampu meningkatkan produksi padi.
Budidaya padi Salibu dapat meningkatkan panen dari sekali tanam bisa tiga sampai enam kali panen, serta mengurangi biaya produksi hingga Rp2 jutaan per hektare, katanya.
Ia mengatakan budidaya padi Salibu merupakan salah satu inovasi teknologi untuk memacu peningkatan produksi padi.
"Inovasi ini dapat menanggulangi keterbatasan varietas unggul, karena pertumbuhan tanaman selanjutnya sehingga mutu varietas tetap sama dengan tanaman awal," katanya.
Keberhasilan budidaya padi Salibu ada beberapa faktor yang mempengaruhi yakni tinggi pemotongan batang varietas yang digunakan, kondisi ari tanah setelah panen dan pemupukan tanaman.
Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh ketersedian air tanah, dan pada saat panen sebaiknua tanah dalam kondisi kapasitas lapang, katanya.
Teknologi padi Salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen dipotong, tunas akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah tunas ini akan mengeluarkan akar baru sehingga suplai hara tidak lagi tergantung pada batang lama.
Tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman awalnya.
Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh ketersedian air tanah, dan pada saat panen sebaiknya kondisi air tanah dalam keadaan kapasitas lapang.
Untuk mengimbangi kebutuhan unsur hara pada masa pertumbuhan anakan padi Salibu perlu pemupukan yang cukup, terutama hara nitrogen.
Unsur nitrogen merupakan komponen utama dalam sintesis protein, sehingga sangat dibutuhkan pada fase vegetatif tanaman, khususnya dalam proses pembelahan sel.
Tanaman yang cukup mendapatkan nitrogen memperlihatkan daun yang hijau tua dan lebar, fotosintesis berjalan dengan baik,unsur nitrogen adalah faktor penting untuk produktivitas tanaman. (*)
Berita Terkait
Peserta Penas Tani ke-XVI kunjungi Nagari Tabek Kampung Padi Salibu
Senin, 12 Juni 2023 18:52 Wib
Organic Farmers Are Encouraged To Develop Salibu Rice
Rabu, 24 Januari 2018 12:26 Wib
Pemkab Agam Kembangkan Padi Salibu 500 Hektare
Minggu, 2 April 2017 20:29 Wib
Pemkab Dharmasraya Kembangkan 300 Hektare Padi Salibu
Senin, 15 Agustus 2016 13:40 Wib
Petani Pariangan Panen Padi Kombinasi Salibu - Jarwo 12,9 Ton/Ha
Kamis, 3 Maret 2016 18:55 Wib
Pemkab Pesisir Selatan Terapkan Teknologi Padi Salibu
Minggu, 18 Oktober 2015 13:14 Wib
Padang Panjang: 400 Hektare untuk Padi Salibu
Jumat, 8 Mei 2015 11:38 Wib
Anggota DPR Panen Padi Salibu Padang Panjang
Rabu, 6 Mei 2015 14:12 Wib