Analis: Akumulasi untuk Antisipasi "Window Dressing"

id Analis: Akumulasi untuk Antisipasi "Window Dressing"

Jakarta, (ANTARA) - Pergerakan IHSG pada Jumat diperkirakan "mixed" dengan kecenderungan melemah menjelang libur panjang Natal pekan ini. Kisaran "support-resistance" di kisaran 4.230-4.280. Periset Panin Sekuritas Purwoko Sartono menuturkan di Jakarta, Jumat, IHSG akhir pekan ini masih dipengaruhi oleh sentimen negatif dari alotnya perundingan penetapan anggaran AS. Ketua DPR AS John Boehner mendesak Obama hanya meningkatkan pajak untuk yang berpenghasilan lebih dari 1 juta dolar AS dan sebagai gantinya adalah dengan memotong anggaran belanja lebih banyak lagi. Obama menginginkan kenaikan pajak untuk semua yang berpenghasilan 400.000 dolar AS, itu pun sudah sempat dilonggarkan dari 250.000 dolar AS. Alotnya perundingan ini membuat pasar merespons negatif sehingga terjadi koreksi. "Selain itu, dalam beberapa hari terakhir tekanan terhadap IHSG juga ditambah oleh faktor melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir," kata Purwoko dalam risetnya. Kepala Riset e-Trading Securities Bertrand Raynaldi menuturkan, IHSG akan mengalami kenaikan pada perdagangan Jumat. "Hal ini terlihat dari 'hammer candlestick' yang terbentuk serta indikator RSI yang berpeluang 'bullish'. Untuk 'support' berada pada level 4.240 dan 'resistance' 4.290," tutur Bertrand. Ia merekomendasikan beberapa saham pilihan, yakni PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Medco Energy Tbk (MEDC), dan PT Energy Mega Persada Tbk (ENRG). Pada perdagangan Kamis (20/12), IHSG ditutup turun 21,04 poin (0,49 persen) ke 4.254,82 dengan jumlah transaksi sebanyak 10,47 juta lot atau setara dengan Rp4,3 triliun. Asing tercatat melakukan "net buy" di pasar reguler sebesar Rp62,95 miliar. Sementara itu, senior riset HD Capital Yuganur Wijanarko menuturkan, pergerakan IHSG yang kurang seirama dengan pasar regional akibat pelaku pasar melakukan posisi 'square' sebelum libur panjang, dan ini dapat dipergunakan sebagai kesempatan akumulasi. "Akumulasinya untuk antisipasi 'window dressing' di beberapa saham big cap yang banyak dipegang 'fund manager' sebagai weighting terbesar portofolio," tutur Yuganur. Adapun saham-saham yang direkomendasikan untuk dibeli adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Semen Gresik Tbk (SMGR), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). (*/sun)