Ery Mefri: Karya Berkualitas Tidak Bisa Instan

id Ery Mefri: Karya Berkualitas Tidak Bisa Instan

Padang, (Antara) - Karya seni yang berkualitas tidak bisa dibuat secara instan, karena membutuhkan proses panjang yang serius, berulang terus menerus, bahkan sampai bertahun-tahun, kata koreografer Indonesia asal Sumatera Barat, Ery Mefri. "Tanpa proses, tidak akan lahir karya yang berkualitas," kata dia di Padang, Rabu. Menurut dia, sebuah karya baik musik, tari maupun teater yang telah selesai dipentaskan, harus dimasukkan kembali ke dalam "laboratorium" untuk dikaji, dianalisa dan diperbaiki. "Akan selalu ada hal-hal baru yang ditemukan setelah karya itu dipentaskan. Karena itu, agar karya itu semakin matang dan berkualitas harus ada proses pematangan secara terus menerus," kata dia. Ery Mefri mencontohkan, untuk tari ciptaannya, "pasir berbisik" dia menghabiskan waktu hingga lima tahun dari proses awal sampai pematangan, sehingga akhirnya dia menilai karya itu telah selesai dan tidak perlu diperbaiki lagi. "Proses itu dilakukan dengan kru dan pemain yang tidak berobah selama lima tahun," kata dia. Karena itu dia mengatakan, tidak perlu heran ada kelompok seni yang menampilkan hanya satu karya selama bertahun-tahun, karena sejatinya proses seperti itulah yang akan menghasilkan sebuah karya yang berkualitas. Dengan kualitas serta memaksimalkan semua kesempatan yang ada untuk tampil di hadapan orang-orang yang berkompeten di bidang seni pertunjukan, seperti pengelola festival atau direktur gedung pertunjukan luar negeri, akan terbuka jalan untuk menunjukkan hasil karya ke seluruh dunia. Dia mengatakan, Nan Jombang Dance Company yang dikelolanya juga melewati proses itu hingga cukup berhasil seperti saat ini. "Nan Jombang mulai dikenal dunia pasca-mengikuti Indonesia Performing Art Market (IPAM) di Bali tahun 2004 dan mendapatkan perhatian dari Andrew Ross, Direktur Brisbane Powerhouse. Andrew tertarik dan menawarkan Nan Jombang tampil di Australia, didanai Brisbane Powerhouse Australia. Sejak itu, semakin banyak undangan yang datang dari berbagai gedung pertunjukan di dunia termasuk Singapura, Jerman dan AS. "Kita berharap, ke depan akan ada kelompok seni asal Sumatera Barat yang bisa merasakan kebahagiaan dalam berkarya," kata dia.(**/mko)