Solok Selatan Belajar Pengelolaan Pariwisata ke Purwakarta

id bupati

Solok Selatan Belajar Pengelolaan Pariwisata ke Purwakarta

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria memaparkan potensi wisata Solok Selatan kepada Pemkab Purwakarta saat melakukan sharing informasi ke Kabupaten Purwakarta, Kamis (ANTARA SUMBAR/Erik Ifansyah Akbar)

Purwakarta, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat belajar pengelolaan pariwisata ke Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat, Kamis.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria, di Purwakarta mengatakan, bahwa ia sejak dari dulu ingin datang ke Purwakarta untuk belajar karena kabupaten itu cepat maju dan berkembang.

"Kita memiliki potensi pariwisata yang banyak tetapi belum terkelola dengan baik sehingga perlu belajar ke Purwakarta pengelolaannya," kata dia.

Dia mengatakan, pengembangan ekonomi Solok Selatan fokus ke infrastruktur yang menuju ke pariwisata.

Solok Selatan punya potensi pariwisata seperti tradisi budaya dan alam yang memadai.

Sekarang ini kata dia, Solok Selatan termasuk kabupaten tertinggal tetapi memiliki potensi Sumber Daya Alam yang melimpah seperti panas bumi, emas, biji besi, perkebunan serta sawit juga luas.

"Sekarang ini mata pencarian utama masyarakat adalah petani dan kita akan mengupayakan peningkatan ekonomi melalui pariwisata," ujarnya.

Kepala Bappeda Purwakarta Tri Hartono mengatakan, pada 2008 Purwakarta fokus pembangunan infrastruktur jalan hingga ke pelosok.

"Ternyata dengan infrastruktur yang bagus hingga ke pelosok membawa dampak positif pada pariwisata," kata dia.

Jalan yang bagus katanya, dengan sendirinya wisatawan mulai berdatangan sehingga pada 2014 dimulai penataan kota.

"Sekarang setiap malam minggu pengunjung air mancur saja mencapai 15ribu-20ribu orang dan itu sebagian besar pengunjung dari luar Purwakarta," ujarnya.

Purwakarta merupakan salah satu Kabupaten terkecil di Jabar dengan 950 ribu jumlah penduduk, 17 Kecamatan dan 183 desa.

Pada awalnya pendapatan utama masyarakat Purwakarta juga sebagai petani tetapi sekarang beralih ke industri pengolahan.

"Sekarang pertanian cuma nomor tiga setelah industri pengolahan dan perdagangan sumber pendapatan utama masyarakat," ujarnya. (*)