Derbi Merseyside, upaya Liverpool menghapus luka musim lalu

id Liverpool,Derbi Merseyside,Arne Slot,David Moyes,Everton

Derbi Merseyside, upaya Liverpool menghapus luka musim lalu

Arsip - Pesepak bola Liverpool Mohamed Salah merayakan gol bersama rekannya Cody Gakpo dalam laga Liga Inggris di Elland Road, Leeds, Inggris, Senin (17/4/2023). (ANTARA FOTO/REUTERS/Molly Darlington/foc.)

Jakarta (ANTARA) - Setelah disingkirkan tim juru kunci kasta kedua sepak bola Inggris Plymouth Argyle di putaran keempat Piala FA, Minggu, Liverpool sudah ditunggu Everton dalam derbi Merseyside di Goodison Park pada Kamis (13/2) pukul 02.30 WIB.

Liverpool perlu menjemput tiga poin di Goodison untuk mengembalikan kepercayaan diri dan menjaga momentum positif mereka berlaga di tiga kompetisi berbeda musim ini, Piala Liga, Liga Inggris, dan Liga Champions.

Apabila tidak, luka musim lalu akan dirasakan The Reds, saat mereka disingkirkan Manchester United di perempat final Piala FA, lalu menuai hasil negatif di enam pertandingan berikutnya.

Ketika itu, Liverpool tumbang di tangan MU di Old Trafford pada 17 Maret 2024 dengan skor 3-4. Kekalahan itu menjadi awal runtuhnya harapan Liverpool meraih dua trofi bergengsi tersisa setelah Piala Liga, yakni Liga Inggris dan Liga Europa, dimana di dua kompetisi itu mereka diunggulkan karena memimpin klasemen dan masuk semifinal.

Liverpool sempat meraih kemenangan di Anfield pada dua laga berikutnya dalam lanjutan Liga Inggris saat menundukkan Brighton & Hove Albion 2-1 (31 Maret 2024) dan Sheffield United 3-1 (5 April 2024).

Namun, dua kemenangan ini nyatanya cuma menjadi penghibur sesaat pasukan Jurgen Klopp, alih-alih mereka terus berada di jalur kemenangan.

Berselang dua hari (7 April 2024) melawan Sheffield, Liverpool mengulangi kesalahan yang sama ketika kembali berkunjung ke Old Trafford karena hanya mampu bermain imbang 2-2. Di pertandingan Liga Inggris ini, Mohamed Salah dan kawan-kawan cuma bisa mencetak dua gol dari tujuh peluang besar yang mereka miliki.

Mental Liverpool kacau balau. Dalam tiga hari, mereka menelan dua kali kekalahan di Anfield. Pertama, pada leg pertama semifinal Liga Europa dari Atalanta dengan skor 0-3 (12 April 2024) dan kedua, kalah dengan skor 0-1 melawan Crystal Palace di Liga Inggris (14 April 2024).

Kekalahan dari Palace membuat Liverpool mengibarkan “bendera putih” kepada Arsenal dan Manchester City, ketika Liga Inggris memasuki pekan-pekan krusial perebutan juara musim 2023/2024.

Liverpool mempunyai kenangan yang selalu diingat setiap tahun saat mereka comeback dari tertinggal 0-3 melawan AC Milan dan kemudian menjadi juara pada final Liga Champions 2025. Namun, final di Istanbul itu tak terjadi di Bergamo pada 19 April 2024 karena Liverpool hanya mampu menang 1-0. Kemenangan ini tak cukup membantu mereka lolos ke final karena kalah agregat 1-3 dari La Dea, yang kemudian juara setelah mengalahkan Bayer Leverkusen.

Dengan situasi yang sama musim ini, dimana mereka lolos ke final Piala Liga, lalu memimpin enam poin di puncak Liga Inggris, dan tampil superior di Liga Champions, Liverpool tentu tak ingin luka lama itu berulang lagi.

Halaman berikut: Kembalinya skuad utama Liverpool

Kembalinya skuad utama

Liverpool dapat memainkan skuad utamanya lagi setelah 10 pemain utama mereka ditinggal Arne Slot sewaktu kalah di Home Park melawan Plymouth.

Slot memilih merombak total pemainnya dalam pertandingan tersebut setelah tiga hari sebelumnya tim utama The Reds turun pada leg kedua semifinal Piala Liga melawan Tottenham Hotspur di Anfield yang berakhir dengan kemenangan 4-0.

Alisson Becker, Ibrahima Konate, Virgil van Dijk, Andrew Robertson, dan pelapis Trent Alexander-Arnold, Conor Bradley, tak masuk skuad melawan Plymouth.

Hal yang sama juga berlaku pada tim inti di lini tengah seperti Ryan Gravenberch, Alexis Mac Allister, dan Dominik Szoboszlai, serta dua penggawa di lini depan, Mohamed Salah dan Cody Gakpo.

Satu-satunya pemain inti yang dimainkan Slot pada pertandingan itu adalah Luis Diaz. Sepuluh pemain sisanya adalah para pemain pelapis dan sejumlah pemain akademi.

Pemilihan pemain tim tamu, direspon dengan baik melalui pendekatan yang dilakukan oleh pelatih Plymouth Miron Muslic. Muslic menginstruksikan anak-anak asuhnya untuk menutup laju bola dari bek Liverpool ke lini tengah.

Pendekatan ini berhasil mematikan trio pemain muda di lini tengah Liverpool, James McConnell, Trey Nyoni, dan Harvey Elliot. Tanpa Gravenberch, Szoboszlai, dan Mac Allister, jantung pengatur permainan Liverpool tak berdetak. Alhasil aliran bola Liverpool banyak berputar-putar di area sendiri oleh Wataru Endo dan Jarell Quansah yang kesulitan mencari rekan yang tepat untuk mengoper bola.

Plymouth menang 1-0 dan ini adalah kemenangan kedua beruntun yang pertama kali bagi Muslic sejak menggantikan Wayne Rooney pada Januari.

Kemenangan ini juga merupakan prestasi tersendiri bagi Plymouth karena mampu membuat Liverpool, tim yang sudah mencetak 91 gol dari 38 pertandingannya musim ini, gagal memasukkan gol untuk ketiga kalinya musim ini setelah melawan Nottingham Forest di Liga Inggris (0-1) dan Tottenham Hotspur di Piala Liga (0-1).

Kesempatan mendapatkan quadruple atau empat trofi dalam satu musim sirna. Merujuk Piala FA yang menjadi syarat treble winner atau tiga trofi dalam semusim, capaian ini juga pupus meski Liverpool masih berkompetisi di Piala Liga, Liga Inggris, dan Liga Champions.

Lebih jauh, quadruple atau treble erat kaitannya dengan sebuah tim yang memiliki kedalaman skuad merata. Liverpool tak menunjukkannya musim ini. Satu-satu kedalaman skuad terbaik mereka adalah musim 2021/2022 di era Jurgen Klopp yang sanggup bertarung hingga pekan terakhir untuk meraih empat trofi.

Kendati pemilihan pemainnya ini menjadi salah satu penyebab Liverpool kalah dari Plymouth karena jauhnya perbedaan kualitas skuad utama dan pelapis, Slot tidak menyesal.

Pelatih asal Belanda itu menjelaskan alasannya menurunkan skuad lapis kedua melawan Plymouth adalah dirinya ingin menjaga ritme bermain mereka.

Hal ini, kata Slot, agar para pemain lapis kedua ini siap diturunkan pada tiga bulan menuju akhir musim ini, apabila nantinya ada pemain inti yang cedera atau performanya sedang menurun.

Rotasi pemain juga terjadi ketika Slot menurunkan banyak pemain lapis kedua saat ditumbangkan PSV Eindhoven dengan skor 2-3 di Liga Champions.

Halaman berikut: Liverpool Pantang remehkan Everton

Pantang remehkan Everton

Pantang hukumnya Liverpool meremehkan Everton. Meski kedua tim terpaut jauh di papan klasemen sementara, dimana Liverpool di posisi pertama dan Everton di posisi 16, laga derbi berbeda dengan laga biasa.

Laga derbi selalu menyajikan kejutan karena ada gengsi di dalamnya. Tim yang lemah tak bisa dipandang sebelah mata karena mereka akan mengerahkan segalanya untuk membuat fansnya bangga.

Dari 10 pertemuan terakhir di liga, Liverpool mengoleksi lima kemenangan, sementara Everton dua kemenangan, dengan sisanya berakhir seri.

Statistik ini tak bisa menjadi patokan karena empat dari lima kemenangan itu terjadi di Anfield. Artinya, Liverpool masih kesulitan menaklukkan tetangganya sendiri itu di Goodison Park, yang pada musim ini akan menggelar derbi Merseyside terakhirnya karena di musim depan Everton pindah di stadion dengan kapasitas 53.000 penonton di Bramley Moore Dock.

Dalam 10 kunjungan terakhirnya di Goodison Park di liga dalam 10 tahun terakhir, Liverpool cuma meraih dua kemenangan dan itu terjadi pada 2016 dengan skor 1-0 dan pada 2021 dengan skor 4-1.

Sementara pada musim lalu, di tahun terakhir Jurgen Klopp, Liverpool tumbang di rumah Everton dengan skor 0-2 melalui gol Jarrad Branthwaite dan Dominic Calvert-Lewin.

“Saya belum pernah ke sana tetapi orang-orang mengatakan kepada saya bahwa di Goodison Park, seperti di Anfield, atmosfernya selalu fantastis," tutur Slot yang menggantikan Klopp mulai musim ini.

Situasi semakin menyulitkan untuk Liverpool setelah Everton yang ditangani pelatih lamanya, David Moyes, perlahan bangkit karena meraih tiga kemenangan beruntun di liga dari tiga laga terakhirnya. Jumlah kemenangan ini sama seperti diraih oleh pelatih sebelumnya Sean Dyche dari 19 pertandingan.

Setelah derbi Merseyside, The Reds dihadapkan jadwal padat melawan empat tim dalam waktu 12 hari, yaitu Wolves (16 Februari), Aston Villa (20 Februari), Manchester City (23 Februari), dan Newcastle United (27 Februari).

Kemenangan dalam laga derbi melawan Everton yang sarat gengsi akan memberikan dampak besar bagi Liverpool yang akan melakoni laga berat di bulan Februari. Mereka akan menjauh dari kejaran Arsenal di puncak dengan keunggulan sembilan poin jika menang.

Dari sisi psikologis, kemenangan ini dapat menghapus luka musim lalu. Pemulihan mental tersebut juga menjadi keuntungan bagi Liverpool, yang berambisi meraih tiga piala musim ini.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Derbi Merseyside, upaya Liverpool hapus luka musim lalu