Bukittinggi (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat laksanakan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Lembaga Adat dengan mengangkat tema "Alua samo dituruik, limbago samo dituang," untuk memperkuat peran lembaga adat dalam menghadapi berbagai persolan di tengah masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Grand Denai Bukittinggi pada Jumat (13/12) hingga Minggu (15/12).
Kegiatan ini dihadir oleh Gubernur Sumatera Barat yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Jefrinal Arifin, Kepala Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Fauzi Bahar serta dihadiri oleh 75 Niniak mamak perwakilan pengurus LKAAM Kabupaten Kota se Sumatera Barat.
Pada sambutannya Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Jefrinal Arifin menyebutkan salah satu tantangan terbesar hari ini bagaimana memastikan bagaimana generasi muda tetap bisa mewarisi nilai-nilai adat budaya dengan baik.
"Tantangan terbesar hari ini bagaimana, generasi muda dapat memahami kebudayaan Minangkabau dengan baik di rantau maupun di ranah. Diharapkan Ninik mamak yang mengikuti bimtek ini bisa melakukan transfer pengetahuan kepada generasi muda," sebutnya pada pembukaan kegiatan ini, Jumat (13/12)
Ia menambahkan Niniak mamak, yang hadir dalam kegiatan ini juga bisa menginisiasi kerjasama antara KAN (Kerapatan Adat Nagari) dengan sekolah.
"Kita juga harapkan Niniak mamak, juga melakukan kerjasama dengan sekolah. Untuk melakukan transfer ilmu kepada guru dan nantinya dari guru diharapkan bisa meneruskan kepada siswa," tambahnya.
Ia juga menambahkan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat juga menggelar bimtek dan pelatihan terkait adat Budaya Minangkabau bagi masyarakat Minangkabau yang ada di Rantau, Semisal di Jakarta, dan akan dilakukan di Bandung dan Surabaya.
Senada dengan itu Kepala Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Fauzi Bahar menyatakan hal yang serupa, selain adat budaya ia menilai penting untuk membiasakan kembali berbahasa daerah.
"Jadi yang kita cemaskan hari ini, tergerusnya adat budaya kita termasuk bahasa. Hari ini dimana-mana mengunakan bahasa Indonesia termasuk dalam keluarga, bisa-bisa hilang bahasa Minangkabau," sebutnya.
Ia menyebutkan sudah semestinya adat, kebudayaan dan bahasa bisa masuk ke dalam sistem pendidikan sekolah, agar kebudayaan terus bisa diwariskan kepada generasi muda.
"Bagaimana nantinya adat budaya dan bahasa bisa membentuk kepada akhlak, budi pekerti," sebutnya.
Bahasan terkait agraria, juga mencuat dalam kegiatan ini, salah satunya terkait Tanah Ulayat yang cendrung menjadi persolan terkait kepemilikan dan pemanfaatannya.
"Melalui bimtek ini, kita membekali Niniak mamak. Sehingga nantinya apabila terjadi persolan apapun termasuk soal tanah, Niniak mamak menjadi orang yang menguasai permasalahan dan mempuni. Kemudian setalah bimtek ini akan kita sertifikasi dan niniak mamak inilah yang akan menjadi saksi ahli apabila terjadi persoalan hukum," sebut Fauzi Bahar.
Fauzi Bahar juga menyoroti soal lambannya pembangunan jalan tol yang juga berkaitan dengan persoalan pembebasan lahan. Ia menyebutkan pembangunan jalan tol di Sumatera Barat jauh lebih lemban dibandingkan dengan provinsi Riau. "Ketika ada pembahasan tol, ada satu bidang tanah yang diklaim oleh 20 kelompok," sebutnya.
Fauzi Bahar juga menyebutkan saat ini, negara memiliki program untuk percepatan sertifikasi tanah. Ia mengimbau seluruh pihak terutama Niniak mamak untuk bisa mendorong masyarakat untuk bisa mempercepat proses sertifikasi tanah untuk menekan potensi konflik.
"Hari ini negara membuat target tiga juta hektar sertifikasi tanah. Tanah yang tidak bersertifikat tentu akan rawan persoalan. Negara juga menfasilitasi sertifikasi bagi tanah komunal tanah suku, yang tidak makan jual tidak makan gadai," sebutnya.
Fauzi Bahar juga menekankan bahwa usaha menekan potensi konflik agraria ini juga merupakan bagian dari amal ibadah, karena itu niniakmamak harus berupaya dengan optimal untuk melakukannya.
Lebihlanjut, Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Jefrinal Arifin juga menyebutkan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mendukung program unggulan Gubernur yaitu Sumbar Religius dan Berbudaya.
"Kegiatan ini juga merupakan bentuk pelaksaan program unggulan Gubernur, bagaimana memasyarakatkan filosofi Adaik Basandi Syara Syara Basandi Kitabullah. Karena itu kita terus melakukan berbagai program yang berkaitan dengan program tersebut," sebutnya.
Dalam program-program tersebut pihaknya berkomitmen untuk terus melibatkan Niniak Mamak, Cadiak Pandai, Alim Ulama, Bundo Kanduang serta masyarakat terutama generasi muda yang akan menjadi pelanjut estafet kebudayaan.*
Berita Terkait
Festival surau atok ijuak digelar di Nagari Sicincin
Selasa, 10 Desember 2024 14:28 Wib
Erick apresiasi Satoru Mochizuki yang belajar budaya Indonesia
Minggu, 8 Desember 2024 12:49 Wib
Padang Gelar Festival Budaya "Semarak Budaya Rang Mudo"
Sabtu, 7 Desember 2024 17:42 Wib
Aktivis budaya sebut kebaya sebagai simbol keragaman dan toleransi
Jumat, 6 Desember 2024 13:55 Wib
Pengakuan UNESCO ke Reog Ponorogo tunjukkan kekayaan budaya Indonesia
Jumat, 6 Desember 2024 4:49 Wib
Kemenparekraf: Festival Minangkabau representasikan budaya Sumbar
Kamis, 5 Desember 2024 19:16 Wib
Pemprov Sumbar: Maksimalkan atraksi budaya untuk tarik wisatawan
Kamis, 5 Desember 2024 15:05 Wib
Ragam kegiatan meriahkan Festival Pesona Minangkabau 2024, ada pagelaran budaya dari Jambi dan Palembang
Senin, 2 Desember 2024 13:14 Wib